Connect with us

Tanah Papua

PLTA Sederhana Jadi Kado HUT Kemerdekaan untuk Warga Kampung Kriku

Published

on

JAYAPURA, Kabartanahpapua.com – Warga Kampung Kriku yang terletak di perbatasan RI – Papua Nugini (PNG) akhirnya bisa menikmati penerangan listrik setelah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hasil kerja prajurit Satgas Pamtas Yonif Para Raider 501 Kostrad mulai beroperasi.

Komandan Satgas Yonif 501 Kostrad Letkol Inf Eko Antoni Chandra mengatakan PLTA sederhana tersebut dibangun Satgas Yonif 501 Kostrad Pos Pitewi bersama warga Kampung Kriku.

“PLTA sederhana untuk menerangi Kampung Kriku, adalah hasil kerja bersama antara warga kampung dengan Prajurit Satgas Yonif 501 Pos Pitewi,” kata Eko Antoni usai meresmikan pengoperasian PLTA sederhana di Kampung Kriku, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Kamis (16/8/2018).

(Baca Juga: Satgas Pamtas Yonif 501 Kostrad Gelar Patroli Kesehatan di Kampung Pitewi)

Pembangunan PLTA tersebut, kata Eko Antoni, bermula dari keinginan anggota Satgas membantu warga kampung di perbatasan PNG itu. Setelah berinteraksi dengan warga kampung, anggota Satgas mengetahui harapan warga Kampung Kriku untuk mendapat penerangan listrik.

“Beberapa tahun terakhir, mereka sudah mendapat bantuan penerangan listrik berupa solar cell dari Pemerintah. Namun penerangan listrik itu hanya diperuntukkan untuk penerangan jalan saja, sementara masyarakat juga ingin disambung ke rumah-rumah mereka,” kata Eko Antoni.

Satgas Pamtas Yonif Para Raider 501 Kostrad Pos Pitewi bersama warga Kampung Kriku membangun PLTA sederhana. (ist)

Bak Gayung bersambut, saat anggota Satgas Pos Pitewi mengutarakan rencananya membangun PLTA memanfaatkan aliran sungai di kampung itu langsung disambut antusias warga setempat.

Sebagai tindak lanjut, kata Eko Antoni, anggota satgas bersama masyarakat lalu membuat dua kelompok yakni kelompok yang membantu memasukkan pasir kedalam karung dan kelompok yang lain membantu personel Satgas membendung aliran sungai.

“Aliran sungai lalu dibendung menggunakan karung goni yang diisi pasir dan diperkuat dengan papan kayu sebagai penahan. Sementara itu, sejumlah anggota satgas membuat dudukan kincir air yang sudah dipersiapkan sebelumnya,” ujar Eko Antoni.

“Air dari bendungan lalu dialirkan melalui pipa diameter 20 centimeter untuk memutar kincir air. Putaran kincir air inilah yang menggerakkan generator yang menghasilkan listrik dan selanjutnya dialirkan untuk penerangan fasilitas kampung seperti gereja dan balai desa, serta sejumlah rumah warga,” kata Eko Antoni menambahkan.

Tokoh adat setempat, Elis Bewangkir menyampaikan terima kasih kepada anggota Satgas Pos Pitewi yang telah membantu memberikan penerangan listrik di kampung mereka.

“Kami menyampaikan terima kasih karena sudah membuat kampung kami menjadi terang. Namun, kami berharap agar listrik ini bisa dialirkan ke semua rumah di Kampung Kriku,” kata Elis.

(Baca Juga: Cantiasa: Jangan Pernah Menyakiti Hati Rakyat)

Kepada warga Kampung Kriku, Eko Antoni mengungkapkan bahwa pembangunan PLTA itu semata untuk membantu program listrik masuk desa dari pemerintah.

“Ini sekaligus menjadi kado pada momen Hari Kemerdekaan RI ke-73 bagi warga Kampung Kriku. Semoga hal kecil ini bisa memberi manfaat bagi warga kampung yang sangat mengharapkan kehadiran listrik,” kata Eko Antoni. (Ong)

Komentar