Connect with us

Nasional

Suku Asmat Daulat Jokowi sebagai Kambepit, Pemimpin Pemberani dan Visioner

Published

on

AGATS, Kabartanahpapua.com – Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Asmat dalam rangkaian kunjungan kerja 3 hari di Provinsi Papua dan Papua Barat, 11-13 April.

Setelah melakukan serangkaian kegiatan di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, rombongan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja bertolak ke Asmat melalui Bandar Udara Internasional Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, Kamis (12/4/2018).

(Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Kementerian dan Kepala Daerah Bahas Solusi KLB Asmat)

Dari Bandara Mozes Kilangin Timika, Presiden bersama rombongan menggunakan pesawat Helikopter Super Puma Kepresidenan menuju Agats, Kabupaten Asmat.

Presiden Jokowi mendapat gelar dari Suku Asmat sebagai Panglima Perang Kambepit, Pimpinan Pemberani dan visioner. (Biro Pers Setpres)

Dianugerahi Panglima Perang Suku Asmat

Saat tiba di helipad kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Agats, Presiden dan Ibu Iriana disambut tarian selamat datang dan dianugerahi gelar adat yang secara simbolis ditandai dengan penyerahan dayung dan noken. Lembaga Masyarakat Adat Asmat (LMAA) mengangkat Presiden Jokowi sebagai Panglima Perang Suku Asmat dengan nama adat, Kambepit.

Kambepit adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat memasuki era perubahan dimana masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern seperti sekarang ini.

Menurut Ketua LMAA, Presiden Jokowi yang diangkat menjadi Panglima Kambepit karena masyarakat Asmat menginginkan agar Presiden bisa menjadi Panglima Kambepit di masa kini yang memimpin mereka menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik. Seperti diketahui, Presiden Jokowi adalah Presiden RI pertama yang menginjakkan kaki di Kabupaten Asmat ini.

Meninjau Proyek Infrastruktur dengan Sepeda Motor Listrik

Setelah upacara adat, Presiden dan Ibu Negara yang didampingi Bupati Asmat Elisa Kambu dan Pejabat Gubernur Papua Soedarmo dan sejumlah menteri lalu menggunakan sepeda motor listrik yang telah disediakan. Presiden Jokowi berboncengan dengan Ibu Iriana menggunakan sepeda motor listrik plat RI 1 berwarna merah menuju Aula Wiyata Mandala, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat yang berjarak 2,8 kilometer dari Pelabuhan.

Sejumlah warga yang berusaha berjabat tangan dengan Presiden dan Ibu Negara di Agats, Kabupaten Asmat. (Biro Pers Setpres)

Di sepanjang jalan, banyak warga yang menyambut kehadiran orang nomor satu di Indonesia tersebut. Presiden dan Ibu Iriana yang keduanya mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana panjang berwarna gelap serta menggunakan helm berwarna putih, sesekali melambaikan tangan membalas sapaan warga.

(Baca Juga: Mensos Idrus Marham: Penanganan KLB Asmat Harus Sampai Tuntas)

Tiba di aula, Presiden dan Ibu Iriana menyaksikan langsung pemberian makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu keduanya juga berdialog dengan para ibu. Bahkan beberapa kali Presiden menggendong anak-anak.

Dari aula tersebut, Presiden dan Ibu Iriana kembali menggunakan motor listrik meninjau sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Kampung Kaye, Distrik Agats. Dalam perjalanan, Presiden harus mengendarai motor listrik melewati jembatan panjang yang terbuat dari kayu dan hanya memiliki lebar tidak lebih dari 3 meter. Di tengah perjalanan, Presiden dan Ibu Iriana disambut tari-tarian oleh warga.

Usai meninjau Kampung Kaye, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan menyeberangi sungai menggunakan speed boat ke lokasi pembangunan 114 unit rumah khusus. Rumah khusus berjumlah 114 unit yang terletak di Kampung Amanamkai, Distrik Atjs dan Kampung Syuru, Distrik Agats dibangun sejak 2016 lalu dengan biaya sebesar Rp19,9 miliar.

Kementerian PUPR pada 2018, kembali membangun 100 unit rumah khusus yang tersebar di 4 kampung, yakni Kampung Priend, Distrik Fayid (34 unit); Kampung As dan Kampung Atat di Distrik Pulau Tiga (33 unit), dan Kampung Warkai, Distrik Betsbamu (33 unit).

Salah satu penyebab warga enggan berpindah ke lokasi rumah khusus yang telah dibangun adalah belum adanya jembatan penghubung antarkampung yang terpisahkan sungai. Oleh karena itu, akan dibangun 4 jembatan gantung dengan anggaran Rp46 miliar.

Ke-4 jembatan gantung yang akan dibangun yakni di Kampung Syuru Baru, Distrik Agats (72 meter); Kampung Yerfum, Distrik Der Koumor (72 meter); Kampung Hainam, Distrik Pantai Kasuari (120 meter), dan Distrik Sawa Erma (96 meter).

Sementara untuk jalan panggung dari kayu yang sudah lapuk juga akan diganti dengan jalan beton dengan teknologi pracetak sepanjang sekitar 12 km dengan lebar rata-rata 4 meter.

“Untuk infrastruktur jembatan menerobos ke arah pemukiman akan memutari kota ini sepanjang kurang lebih 12 kilometer. Semuanya disokong oleh beton, lebih awet dan kita ingin tata ruang di Kabupaten Asmat bisa lebih tertata kotanya,” ujar Kepala Negara.

(Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Mama-Mama Papua dan Mal Jayapura)

Presiden Jokowi menggendong Jokowi kecil (baju kuning), bocah yang dilahirkan bertepatan dengan pelantikan Jokowi menjadi Presiden ke-7 RI. (Biro Pers Setpres)

Bertemu Jokowi Kecil

Saat hendak kembali ke Kampung Kaye, Presiden bertemu dengan Jokowi, seorang anak berusia 3 tahun. Presiden pun sempat menggendong Jokowi. “Jokowi ini lahir saat saya dilantik jadi Presiden,” ucap Presiden.

“Berarti 20 Oktober 2014 ya Pak,” kata salah seorang wartawan.

Dalam perjalanan kembali ke helipad hujan turun dengan lebat. Namun, Presiden yang berboncengan dengan Ibu Iriana tetap menggunakan motor listrik sejauh 3,5 kilometer dan tetap melambaikan tangan kepada warga yang berada di kiri kanan jalan. Pada Pukul 15.03 WIT, helikopter Super Puma Kepresidenan meninggalkan Kabupaten Asmat menuju Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika.

Presiden Optimis Penanganan Pasca KLB

Usai meninjau proyek infrastruktur di Kabupaten Asmat, Presiden Jokowi mengaku optimis kelanjutan dari penanganan pasca kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat bisa berjalan baik. Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Asmat meliputi pembangunan jangka pendek dan menengah mulai dari infrastruktur air bersih, sanitasi, jembatan, perbaikan jalan kampung, bedah rumah, dan pembangunan permukiman baru.

“Saya lihat tadi semuanya, semuanya berjalan dengan baik. Kita juga  membangun tampungan untuk air baku. Ada sembilan, yang lima di Agats kemudian yang empat dibangun di distrik-distrik yang ada,” ujar Presiden kepada para wartawan di Bandara Internasional Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, usai berkunjung ke Kabupaten Asmat, Kamis (12/4/2018).

(Baca Juga: Jembatan Holtekamp Akan Menumbuhkan Kawasan Perekonomian Baru di Jayapura)

Presiden Jokowi berboncengan dengan Ibu Iriana menggunakan sepeda motor listrik. (Biro Pers Setpres)

Tentang gizi anak-anak, Presiden mengaku telah memerintahkan Bupati Asmat untuk benar-benar memperhatikan gizi anak-anak di Kabupaten Asmat. Saat ini, kata Presiden, ada 320 anak setiap hari diberikan kacang hijau, sayur, dan makanan bergizi lainnya. Namun yang ada di distrik-distrik penanganannya tidak mudah.

“Ada 13 puskesmas. Namun pemberian gizi di distrik tidak mudah karena keterisolasian,” ujar Presiden.

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah membangun jalan Trans Papua untuk membuka daerah yang terisolasi. “Memudahkan kepada kita untuk bisa mengakses kepada distrik, mengakses pada kabupaten, ada koneksi antarprovinsi, ada koneksi antarkabupaten dan kota. Arahnya kesana, jadi kalau ini belum bisa kita selesaikan maka sulit menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan distrik-distrik yang ada, di kabupaten manapun,” ujar Presiden.

Menyapa Warga Timika

Sebelum bertolak ke Sorong, Papua Barat, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana didampingi Bupati Mimika Eltinus Omaleng bersama rombongan sempat menyapa warga Timika, Kabupaten Mimika.

Bupati Mimika Eltinus Omaleng memperlihatkan kepada Presiden pembangunan Terminal Bandar Udara Mozes Kilangin. (ist)

Presiden dan rombongan sempat berkeliling Kota Timika melalui sejumlah ruas jalan utama. Presiden dan Ibu Iriana sempat beberapa kali turun dari kendaraan menyalami warga Timika yang memadati kiri kanan jalan yang dilalui. Presiden dan Ibu Iriana juga sempat membagikan buku dan kaos untuk warga.

Setelah itu, rombongan Presiden dan Ibu Negara bersama rombongan kembali ke Bandar Udara Mozes Kilangin untuk melanjutkan kunjungan kerja ke Sorong, Papua Barat. (Ong)

Komentar