Connect with us

Nasional

Presiden Jokowi Ajak Kementerian dan Kepala Daerah Bahas Solusi KLB Asmat

Published

on

JAKARTA, HaIPapua.com – Presiden Joko Widodo memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge ke Istana Kepresidenan Bogor untuk membicarakan solusi kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua, Selasa (23/1/2018) malam.

Menurut Presiden Jokowi, harus ada solusi jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk menangani KLB Asmat agar kasus serupa tidak terulang. “Harus ditangani dengan langkah preventif. Tapi apapun harus ada sebuah solusi jangka pendek sampai jangka menengah dan panjang,” ujar Presiden Jokowi di Istana Kepresiden Bogor, Selasa (23/1/2018) malam.

Pada 16 Januari lalu, pemerintah telah mengirim 39 tenaga kesehatan bersama TNI dan Polri untuk terjun ke lapangan. “Tapi itu kan (solusi) jangka pendek,” ucap Presiden Jokowi. Presiden Jokowi mengaku paham betul dengan kondisi medan berat yang dihadapi di Papua. Kehadiran ketiga pejabat ini diharapkan bisa menghasilkan solusi bersama mengingat mereka yang paling mengetahui kondisi, budaya dan kekhususan lainnya yang ada di daerah tersebut.

“Kita akan segera putuskan, apakah mungkin perlu relokasi terbatas atau memerlukan infrastrukstur khusus,” kata Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

(Baca Juga: Wabah Penyakit Terus Berulang, Presiden Jokowi Tawarkan Relokasi Penduduk)

 

Kemensos dan Kemenkes Kaji Penyebab KLB

Setelah pertemuan, Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan bahwa Presiden memerintahkan jajarannya untuk melakukan kajian awal agar mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah ini. “Arahan Bapak Presiden perlu dilakukan pendekatan terpadu dan menyeluruh, tidak bisa sendiri-sendiri,” ucap Idrus.

Presiden juga menginstruksikan agar kabupaten lain mengantisipasi kejadian serupa meski KLB hanya terjadi di Kabupaten Asmat. “Masalah ini hanya terjadi di Asmat saja dan daerah-daerah lain agar bisa mengantisipasi,” tutur Idrus.

Sementara itu, Presiden memerintahkan Menteri Kesehatan Nila Moeloek segera berangkat ke Papua. Nila mengaku telah meminta para kepala dinas kesehatan di Papua untuk melakukan pengobatan. “Kita bekerja secara terpadu dengan TNI, Polisi, dan Kemensos. Kami membuat program per-10 hari selama 1 bulan,” ucap Nila.

(Baca Juga: Mensos Idrus Marham: Penanganan KLB Asmat Harus Sampai Tuntas)

 

Relokasi Harus Memperhatikan Tanah Ulayat

Menanggapi tawaran relokasi dari Presiden Jokowi, Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Asmat Elisa Kambu  senada mengatakan bahwa solusi relokasi yang mungkin dilakukan adalah relokasi setempat, mengingat tradisi adat istiadat dan hak ulayat masyarakat setempat.

“Relokasi paling mungkin di tempat mereka sendiri, di satu distrik bangun perumahan, jalan, tapi untuk pindah ke tempat lain tidak bisa,” ungkap Lukas Enembe.

Dalam pertemuan dengan Presiden, kata Elisa Kambu, ditegaskan bahwa target yang ingin dicapai bukan hanya sekedar menyelesaikan kasus wabah penyakit tapi juga dalam hal ketahanan pangan, pelayanan dasar, pembinaan infrastruktur dasar maupun perubahan kebiasaan masyarakat.

“Jadi fokus pemerintah ke depan mungkin itu yang kita sampaikan dan ini sampai hari ini komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah kita kerja berbarengan dan harus diselesaikan,” ujar Elisa Kambu. (Ong)

Komentar