Published
7 tahun agoon
JAKARTA, Kabartanahpapua.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengakui ada sejumlah permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018.
Misalnya, kata Wiranto, ada penundaan pemungutan suara pada 1 TPS di Morowali, Sulawesi Tengah, karena distribusi logistik pemilu terkendala kondisi alam. Selain ada penundaan pemungutan suara di 2 kabupaten di Papua.
Hal tersebut disampaikan Wiranto didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kepala BIN Budi Gunawan usai melaksanakan video conference dengan jajaran TNI-Polri dan Komindo se-Indonesia di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
(Baca Juga: Soedarmo: Pilkada Harus Digelar Sesuai Jadwal Nasional)
“Secara umum penyelenggaraan pilkada serentak ini sukses, aman, dan terkendali. Pilkada diselenggarakan di 171 daerah yang terdiri dari 387.586 TPS, sementara yang bermasalah tidak lebih dari 10 TPS. Ada penundaan pemungutan suara di 2 kabupaten,” kata Wiranto.
Wiranto mengungkapkan sejumlah permasalahan teknis yang menjadi dalam pemungutan suara seperti kekurangan surat suara, surat suara yang dilarikan oleh petugas KPPS. Namun semua permasalahan itu dapat diatasi dan pelaksanaan pemungutan suara berlangsung aman.
Terkait netralitas aparat, kata Wiranto, pihaknya belum mendengar ada laporan menyangkut netralitas dari anggota Polri, TNI, dan BIN.
“Terima kasih kepada Polri, TNI, dan penyelenggara yang dapat bersinergi mewujudkan pilkada yang aman dan transparan,” kata Wiranto.
“Kita baru menyelesaikan tahapan pemungutan suara. Tugas Polri dan TNI belum selesai karena masih ada tugas untuk mengawal surat suara dari TPS ke Kabupaten atau Provinsi,” kata Wiranto.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengamankan pelaku yang membawa kabur logistik pemilu di salah satu TPS di Kabupaten Jayawijaya. “Laporan dari Kapolda (Papua) bahwa orang itu sudah diamankan. Kejadian ini hanya terjadi di satu TPS dan sudah diatasi aparat,” kata Tito.
Tito mengungkapkan bahwa permasalahan seperti ini juga pernah terjadi saat ia menjabat sebagai Kapolda Papua. “Saya dua tahun menjabat Kapolda di sana. Dulu juga ada insiden yang sama di Wamena ibukota Jayawijaya yang dipicu sentimen primordialisme,” kata Tito.
Mengenai 2 kabupaten yang gagal melaksanakan pemungutan suara, kata Tito, terjadi di Kabupaten Paniai dan Kabupaten Nduga. Menurutnya dikedua daerah ini tidak kondusif untuk dilaksanakan pemungutan suara.
“Di Kabupaten Paniai, KPUD telah memutuskan calon tunggal namun masyarakat menginginkan ada calon lain pada pemilihan Bupati Paniai. Sementara di Kabupaten Nduga, kondisi keamanan belum kondusif pascapenembakan yang terjadi di Bandar Udara Kenyam,” kata Tito.
(Baca Juga: Teror Penembakan di Bandar Udara Kenyam Terulang, Trigana Air Jadi Sasaran)
Tito berpesan agar aparat keamanan mengawal surat suara dari TPS hingga dilakukan perhitungan akhir untuk menghindarkan dari kecurangan. Ia juga berpesan kepada pasangan calon untuk menyikapi hasil perhitungan cepat (quick count) dengan tidak emosional atau eforia berlebihan.
“Kita mengajak agar pasangan calon (paslon) agar yang menang dan yang kalah bersikap demokratis dan ksatria. Yang menang jangan terlalu berlebihan dan yang kalah jangan kecewa. Ini adalah pertandingan dan harus ada pemenang,” kata Tito.
Ia juga mengajak agar partai politik tidak menyelesaikan sengketa pilkada di lapangan dengan pengerahan massa, karena sudah ada ruang untuk menyelesaikan masalah itu.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah melaksanakan pemilu dengan demokratis. Ini artinya bangsa Indonesia telah menjunjung tinggi demokrasi dan ini harus kita kembangkan di masa yang akan datang,” ujar Tito. (Gom)
Presiden Ajukan Komjen Pol Idham Azis sebagai Kapolri
Presiden: Tindak Tegas Perusuh dan Provokator Kerusuhan di Papua
Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak Tegas Pelaku Rasisme
Kecam Aksi Rasisme, Ribuan Massa Unjuk Rasa di Papua dan Papua Barat
Rudolf Alberth Rodja Resmi Menyandang Pangkat Inspektur Jenderal Polisi
Kapolri Tempatkan Lulusan Terbaik Akpol 1990 Pimpin Polda Papua Barat