Published
6 tahun agoon
JAKARTA, Kabartanahpapua.com – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian kembali menempatkan perwira terbaik Polri peraih bintang Adhy Makayasa untuk bertugas di Tanah Papua. Rotasi terbaru dalam jajaran Korps Tribrata, Tito menempatkan Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak sebagai Kapolda Papua Barat menggantikan Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja yang mendapat promosi sebagai Kapolda Papua.
Herry Nahak adalah penerima bintang Adhy Makayasa sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990. Sebelum menduduki jabatan Kapolda Papua Barat, ia menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Kabareskrim Mabes Polri.
(Baca Juga: Brigjen Pol Rudolf Rodja Jabat Kapolda Papua)
Semasa tugasnya, Herry Nahak yang berpengalaman di bidang reserse lebih banyak berkecimpung dalam penanggulangan terorisme. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Kasubden Investigasi Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Polri.
Pada 2014, ia menjabat sebagai Karo Ops Polda Sulawesi Tengah yang saat itu sedang menangani aksi sporadis Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di kabupaten Poso. Setelah bertugas di Polda Sulawesi Tengah, pada 2016, ia ditunjuk sebagai Direktur Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memimpin serah terima jabatan Kapolda Papua Barat dari Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja digantikan Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak di Gedung Rupatama Mabes Polri Jakarta, Kamis (2/5/2019). (Humas Polri)
Penunjukan Herry Nahak sebagai Kapolda Papua Barat menambah jumlah peraih bintang Adhy Makayasa yang bertugas di Tanah Papua. Sebelumnya, Tito menempatkan lulusan terbaik Akpol 1998, AKBP Agung Marlianto, sebagai Kapolres Mimika menyusul carut marutnya pelaksanaan Pilkada Mimika 2018 lalu.
Penempatan dua orang peraih Adhy Makayasa di Tanah Papua tentu tidak lepas dari kompleksitas masalah di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dalam bukunya yang berjudul Bhayangkara di Bumi Cenderawasih, Tito yang pernah menjabat sebagai Kapolda Papua periode 2012-2014 mengakui kompleksitas masalah yang dihadapi personel Polri di Tanah Papua.
(Baca Juga: Humas Polda Papua: Mabes Polri Tempatkan Lulusan Terbaik AKPOL’98 di Mimika)
Kompleksitas masalah yang dimaksud adalah konflik kesukuan yang masih kental di sebagian masyarakat yang masih hidup primitif dan masih memegang teguh adat setempat. Kondisi ini dipersulit dengan banyaknya kelompok kriminal bersenjata yang di wilayah Papua.
Pada saat yang sama, personel Polri juga harus berhadapan dengan berbagai aksi kejahatan trans nasional seperti perdagangan senjata, narkotika, illegal logging, illegal fishing, dan pelintas batas ilegal karena wilayah Papua dan Papua Barat adalah daerah terluar di Indonesia bagian timur.
Keputusan Kapolri menempatkan dua orang lulusan terbaik di Tanah Papua tentu tidak lepas dari pengalamannya selama 22 bulan menjadi Kapolda Papua yang tertuang dalam buku tersebut.
Selain itu, lulusan terbaik Akpol 1987 tentu ingin menampilkan wajah institusi pengayom keamanan dan ketertiban masyarakat ini sesuai misi yang ia usung yakni Polri yang profesional, modern, dan terpercaya (promoter). (Ong)
Presiden Ajukan Komjen Pol Idham Azis sebagai Kapolri
Presiden: Tindak Tegas Perusuh dan Provokator Kerusuhan di Papua
Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak Tegas Pelaku Rasisme
Unjuk Rasa Antirasis di Timika Berakhir Rusuh
Pascarusuh di Papua Barat, Pengamanan Areal Freeport Ditingkatkan
Kecam Aksi Rasisme, Ribuan Massa Unjuk Rasa di Papua dan Papua Barat