Connect with us

Nasional

Presiden Jokowi Serahkan 3.331 Sertifikat Tanah di Provinsi Papua

Published

on

SENTANI, Kabartanahpapua.com – Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Provinsi Papua, menyerahkan 3.331 sertifikat tanah kepada warga dari sejumlah kabupaten/kota di halaman Kantor Bupati Jayapura, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (11/4/2018).

Presiden Jokowi berpesan bahwa sertifikat tersebut sebagai bukti hak atas tanah yang dimiliki, karena itu harus dijaga dan disimpan di tempat yang aman. “Sertifikat harus dijaga, dilaminating dan difotokopi, jadi kalau hilang diurusnya bisa lebih gampang,“ kata Presiden Jokowi dihadapan kurang lebih 2.500 orang dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Papua di Kantor Bupati Jayapura, Sentani.

(Baca Juga: Jokowi: Agunkan Sertifikat ke Bank, Pastikan Bisa Bayar Bunga dan Cicilannya)

Presiden Jokowi mengatakan sertifikat tanah ini juga memiliki sejumlah manfaat yang bisa digunakan oleh masyarakat, salah satunya sebagai agunan di bank untuk menambah modal usaha. “Tapi hati-hati untuk agunan ke bank tolong dihitung, dikalkulasi bisa mencicil, bisa mengembalikan ndak setiap bulan? Kalau ndak, jangan,” ucap Presiden.

Presiden Joko Widodo pada kunjungan kerja ke Provinsi Papua, menyerahkan 3.331 sertifikat tanah kepada warga dari sejumlah kabupaten/kota di halaman Kantor Bupati Jayapura, Sentani, Rabu (11/4/2018). (Biro Pers Setpres)

“Jadikanlah agunan sesuai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jaminan sertifikat di bank jangan digunakan untuk kemewahan seperti mobil atau hal lain yang sekiranya belum dibutuhkan. Utamakan kebutuhan pokok baru, kemewahan dalam rumah tangga,” kata Presiden Jokowi mengingatkan.

Sebelumnya, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil mengatakan 3.331 lembar sertifikat tanah yang diserahkan merupakan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Papua dengan BPN Provinsi Papua.

Pada 2017, kata Sofyan, BPN sudah mencetak 70.000 sertifikat tanah di Provinsi Papua dan pada 2018 ditargetkan mencetak 80.000 sertifikat tanah. “Banyak masalah dalam pembuatan sertifikat tanah di Papua terkait hak ulayat dan adat. Masalah ini sudah kami bicarakan dengan bupati/ walikota dan gubernur untuk memecahkan masalah tersebut,” kata Sofyan.

Beda Pilihan Wajar Tapi Tetap Rukun

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan bahasa, dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa.

Karena itu, kata Presiden Jokowi agar masyarakat khususnya di Papua untuk selalu menjaga perdamaian dan persatuan. Apalagi menjelang pesta demokrasi yang akan digelar serentak di seluruh Tanah Air. “Jangan sampai ada keretakan di antara kita saudara sebangsa se-Tanah Air gara-gara pesta demokrasi,” tutur Presiden.

(Baca Juga: Reforma Agraria Hadirkan Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat)

Presiden Jokowi juga berpesan kepada warga Papua untuk hati-hati dan cermat memilih pemimpin pada pemilihan kepala daerah (pilkada). “Silahkan gunakan hak pilih dalam pesta demokrasi untuk memilih pemimpin yang baik dan bisa menyejahterakan rakyat. Selesai pilkada jangan ada masalah satu dengan yang lain. Beda pilihan wajar tapi tetap rukun dengan sesama,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi didamping Bupati Jayapura Mathius Awoitauw (tengah) dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil (kiri). (Biro Pers Setpres)

Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Mayjen TNI (Purn) Soedarmo mengatakan bahwa kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Papua adalah kunjungan ke-8 sejak dilantik pada 2014 lalu. “Ini merupakan kunjungan kehormatan bagi Provinsi Papua, yang belum pernah dilakukan oleh Presiden sebelumnya,” ujar Soedarmo dalam sambutannya.

Ikan Sirip Sembilan

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi melakukan kebiasaanya memberikan kuis berhadiah sepeda kepada warga yang hadir. Walau pertanyaan yang diajukan biasa saja, namun tak jarang Presiden tidak mengetahui benar jawaban yang disampaikan warga yang ditunjuk.

Seperti yang terjadi ketika Presiden meminta Yohana Since, salah seorang penerima sertifikat tanah, untuk menyebutkan tujuh nama ikan. Since menyebutkan empat nama ikan yang sudah dikenal Presiden, yaitu ikan kembung, ikan mujair, ikan gabus dan ikan kakap.

(Baca Juga: Reforma Agraria Tak Hanya Legalisasi Aset, Tapi Membangun Ekonomi Desa)

Tiga nama ikan lainnya adalah ikan kepala batu, ikan merah dan ikan 99. Saat disebut ikan kepala batu, Presiden bertanya kepada masyarakat yang hadir di acara tersebut. “Benar ada?” tanya Presiden. “Benar,” jawab warga yang hadir serempak. Ketika Since menyebut ikan merah, Presiden kembali bertanya kepada warga. “Ya, sudah,” jawab Presiden ketika warga membenarkan jawaban ikan merah.

Keceriaan dan canda tawa saat Presiden Jokowi memberikan kuis berhadiah sepeda kepada warga di Sentani, Kabupaten Jayapura. (Biro Pers Setpres)

Namun pada saat Since menjawab ikan 99, Presiden mengatakan,”Nanti ada ikan 88, ikan 77, ikan 66. Ada ndak ikan 99? Ikan apa itu? Tolong dijelaskan.” Since menjelaskan bahwa ikan 99 adalah ikan yang ada di Danau Sentani. “Siripnya ada sembilan,” ucap Since.

“Benar ada?” tanya Presiden. “Ada,” jawab warga serempak. Presiden pun mempersilakan Since mengambil sepeda sebagai hadiah atas tujuh jawaban nama ikan. (Ong)

Komentar