Published
8 bulan agoon
TIMIKA,KTP.com – Lebih dari 8000 ekor babi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah kini telah mati akibat terpapar virus african swine fever (ASF) atau dengan nama lain demam babi Afrika.
Dari angka tersebut, tercatat dari 11.000 populasi babi di Mimika kini tersisa 2000 populasi babi yang masih tersisa.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani menjelaskan, masuk angka kematian ternak babi di Mimika kini menurun namun virus ganas ini belum sepenuhnya hilang.
Sabelina menyebutkan, para peneliti pun belum berhasil menemukan satupun vaksin untuk ASF.
“Jadi kita lihat dari kemarin dari situasi dari bulan Januari sampai dengan Juni ya itu kematian kan sangat besar kurang lebih 8000 hampir 9000 dari total populasi kita (di Mimika) 1000 ribu, sehingga yang ada saat ini yang tersisa kurang lebih 2000,” jelas Sabelina, saat ditemui, Rabu (21/8/2024).
Kasus yang mulai merebak populasi babi di Mimika sejak awal tahun 2024 ini menyebabkan banyak peternak babi di Mimika merugi.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Disnakkeswan mengambil langkah cepat dengan memberikan imbauan serta membagikan vaksin hog cholera secara gratis kepada para peternak.
Saat angka kematian babi di Mimika akibat terpapar demam babi Afrika semakin tinggi, Disnakkeswan bahkan menyediakan lahan untuk penguburan babi.
Langkah mitigasi lainnya yang dilakukan yakni meningkatkan sosialisasi bagi para peternak tentang ASF dan upaya pencegahan lainnya. Kini, saat angka kematiannya menurun, sebagian peternak memilih untuk kembali berternak.
Sabelina pun menyarankan agar bagi peternak yang ingin kembali menggeluti usaha ternak babi agar senantiasa waspada dan tetap berhati-hati.
Ia juga mengimbau agar bagi peternak yang ingin kembali berternak dapat menjaga kebersihan kandang dengan menerapkan biosecuritu yang ketat.
Bahkan, jika perlu peternak disarankan untuk mendirikan kandang yang baru dan tidak menggunakan kandang yang sama. Sebab, jika peternak kembali menggunakan kandang yang sama maka resiko penularan kembali sangat besar.
“Biosecurity yang ketat itu yang pertama tidak membiarkan sembarang orang masuk ke dalam kandang dalam keadaan yang tidak steril, artinya sudah dari mana-mana kemudian tidak mengganti pakaian, kemudian misalnya tidak mengganti sepatu, sandal dan lain-lain itu punya resiko membawa virus dari luar ke dalam,” ungkap Sabelina.
“Kemudian tidak pernah bersihkan kandang, tidak pernah menyemprot (kandang-red) itu punya resiko tinggi. Jadi masyarakat yang ingin melakukan pengisian kembali kandang tetap harus menjaga kebersihan kandang, walaupun kandang itu kosong ya, saat dia memulai kembali persyaratannya minimal 6 bulan baru bisa isi kembali,” kata dia lagi.
Sabelina melanjutkan, kandang yang sudah kosong sebelum kembali digunakan alangkah baiknya disemprot setiap hari menggunakan desinfektan ataupun deterjen dan lainnya.
Kemudian, jika ada bagian lantai di dalam kandang yang berlubang harus ditutup menggunakan beton dan dibersihkan secara menyeluruh di setiap bagian kandang tanpa terkecuali.
Disnakkeswan Kabupaten Mimika sendiri masih menyediakan desinfektar dan vaksin hog cholera secara gratis bagi peternak yang membutuhkan.
“Pada saat kembali mengisi, memang harus betul-betul dijaga dan tidak boleh sembarang orang masuk. Kalaupun pemilik masuk di dalam kandang itu juga harus betul-betul hati-hati, kalau bisa sandal yang dipakai di luar jangan dipakai lagi di kandang, harus ganti, kemudian baju juga kalau bisa dilakukan penyemprotan diri sendiri sebelum masuk ke dalam kandang,” terangnya.
Kata Sabelina, ini merupakan upaya-upaya biosecurity yang dilakukan untuk mencegah penularan kembali.
Hari Jumat 23 Agustus 2024 mendatang, Disnakkeswan akan melaksanakan bimbingan teknis kepada para peternak secara online terkait langkah-langkah pencegahan penularan ASF.(MWW)
Disnakeswan Mimika Sosialisasi Penanganan Pasca ASF
Wabup Mimika : Peternak Babi Dilarang Buang Bangkai Babi Sembarangan
Warga Geram Adanya Bangkai Babi di Buang di Jalan Budi Utomo Ujung Mimika
4.463 Ekor Ternak Babi di Mimika Mati Terserang Virus ASF
Cegah Penyebaran Virus ASF, Wabup Mimika Ingatkan Peternak Jangan Buang Bangkai Babi di Sembarangan
Cegah Penyebaran Virus ASF di Mimika, Butuh Dukungan Masyarakat