Connect with us

Tanah Papua

Pandemi Telah Menguatkan Kesalehan Individu dan Sosial Selama Ramadan

Published

on

TIMIKA, KTP.com – Ratusan umat Muslim di Timika melaksanakan salat Id berjamaah di Lapangan Timika Indah, Kabupaten Mimika, Kamis (13/5/2021) pagi.

Ustaz Supian Daelani dalam ceramahnya menjelaskan bahwa salat id merupakan simbol dari kesuksesan menghidupkan ibadah-ibadah di bulan Ramadan.

Ia menegaskan bahwa pelajaran berharga dari Idulfitri yang dirayakan saat ini merupakan akumulasi dari pelajaran-pelajaran ibadah puasa, salat, dan zakat di bulan Ramadan.

“Selama 720 jam, Ramadan sebagai suatu madrasah rohaniah, spiritual training, telah menggembleng umat untuk memahami prinsip kesuksesan hidup yang hakiki dan cara meraih kesuksesan itu. Meskipun saat ini umat dihadapkan pada suasana pandemi Covid-19, akan tetapi tidak membuat patah semangat untuk meraih kembali kesucian dengan kesuksesan hidup yang hakiki,” ujar Ustaz Supian selaku khatib salat id di Lapangan Timika Indah.

(Baca Juga: Presiden dan Ibu Negara Sampaikan Ucapan Hari Raya Idulfitri 1442 H)

Ia menambahkan, Idulfitri juga bermakna hari raya kesucian atau hari raya kemenangan yakni kemenangan untuk mendapatkan kembali kesucian.

Jika Idulfitri diartikan kembalinya insan beriman pada kesuciannya, itu menunjukkan bahwa insan yang beriman pernah tinggal diam dan menetap pada kesuciannya.

Kesucian ini yang dimaksud dalam Sabda Rasulullah, sucinya bayi karena seluruh panca indera dan anggota tubuhnya yang lain belum pernah terkontaminasi dengan segala hal yang mampu merusak dan mengotori jiwanya.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Potensi negatif inilah yang dapat memicu tumbuhnya sifat-sifat yang tidak terpuji (sifat sayyiah) secara gradual (berkembang dan tumbuh perlahan-lahan), kemudian muncul darinya berbagai macam maksiat dan dosa sehingga kesucian manusia bagaikan bayi yang baru dilahirkan sedikit demi sedikit mulai terkontaminasi dengan berbagai dosa yang sering dilakukan sehingga dosanya melebihi kuota amal salehnya,” paparnya.

(Baca Juga: Larangan Mudik Demi Kebaikan Jangka Panjang)

Situasi pandemi saat ini, katanya, sedikit banyak telah mengganggu konsentrasi umat Muslim menjalankan ritual penyucian di bulan Ramadan. Ia berharap situasi pandemi yang menyelimuti bulan suci Ramadan dan hari raya Idulfitri harus menjadi renungan dan momen introspeksi diri.

“Tetapi yakinlah, pandemi ini mampu menguatkan nilai kesalehan individu dan kesalehan sosial selama Ramadan dengan menambah kepekaan sosial, tabah dan sabar menghadapi ujian, serta selalu berdoa dan optimistis melawan wabah corona,” pungkasnya.

Salat id berjamaah berlangsung dengan hikmat dan tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, dan menjaga jarak. (JND/GOW)

Komentar
Continue Reading
Advertisement
   
   
   
   
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *