Published
3 minggu agoon
TIMIKA,KTP.com – Puluhan masyarakat Kabupaten Mimika menjalani pemeriksaan kesehatan jiwa, bertempat di pantai 2 Puskesmas Timika, Selasa (25/3/2025).
Pelayanan kesehatan ini merupakan kerja sama antara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bersama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura Jayapura yang sudah terjalin selama beberapa tahun terakhir.
Dalam pelayanan tersebut, dilakukan pengobatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan konsultasi psikologis.
Kegiatan pengobatan dan konsultasi ini sudah dilaksanakan sejak Senin 24 Maret. Para pasien ditangani langsung oleh dua dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura Jayapura.
Spesialis Kedokteran Jiwa RSJ Abepura Jayapura, dr. Manoe Bernd Paul saat ditemui usai pelayanan pada Selasa siang mengatakan, ini merupakan kegiatan pertama di 2025 yang dilaksanakan pada awal tahun.
Katanya, pelayanan kesehatan jiwa yang telah berlangsung selama dua hari ini, tercatat sebanyak 91 pasien masyarakat Mimika yang melakukan pengobatan dan konsultasi.
Adapun jumlah pasien yang datang di hari pertama sebanyak 40 orang, sedangkan di hari kedua sebanyak 51 pasien.
Pada hari pertama, pasien yang datang rata-rata merupakan orang dewasa, sementara di hari kedua didominasi oleh anak-anak.
Manoe menjelaskan, seluruh pasien datang dengan keluhan yang sangat beragam.
Pada hari pertama, pasien yang datang umumnya memiliki diagnosa gangguan emosi seperti cemas, susah tidur, depresi, kecenderungan menyakiti diri.
Sedangkan di hari kedua, kebanyakan pasien datang dengan diagnosa perubahan perilaku yang mana berhubungan dengan psikotik.
Gangguan psikotik adalah gangguan mental berat yang menyebabkan pola pikir dan persepsi abnormal. Orang dengan psikosis kehilangan kontak dengan kenyataan.
Beberapa gejala psikotik adalah seperti delusi, halusinasi, kesulitan membedakan antara khayalan dan realitas, kesulitan berpikir jernih, kesulitan membuat penilaian yang baik, kesulitan merespons secara emosional, kesulitan berkomunikasi secara efektif, kesulitan memahami kenyataan, hingga kesulitan berperilaku dengan tepat.
Penyebab psikotik umumnya terjadi karena gangguan keseimbangan zat kimia di dalam saraf otak, eklelahan fisik dan psikis atau bahkan kapasitas mental yang kurang baik.
“Jadi orang bisa ngelihat tuh kalau kelihatan bahwa ada perubahan perilaku kan kelihatan ya, tingkah lakunya aneh, bicra-bicara sendiri gitu ya,” ujar Manoe saat ditemui Selasa siang.
Banyak dari pasien pada hari kedua yang didominasi oleh anak-anak ini kata Manoe dikarenakan gangguan perkembangan syaraf yang sudah terjadi sejak dalam kandungan.
Namun, gejalanya baru disadari oleh orang tuanya saat anak sudah menginjak usia di atas 3 tahun. Seperti keterlambatan berbicara, keterlambatan berjalan, atau keterlambatan kemampuan motorik kasar dan halus pada anak.
Kemudian, kemampuan interaksi sosial pada anak hingga kemampuan dalam mengendalikan emosi pada anak.
“Jadi gangguannya sebenarnya telah terjadi sejak dalam kandungan tapi baru terlihat “ klinisnya itu baru terlihat biasanya di atas usia 3 tahun,” ungkapnya.
Sedangkan, penyebab gangguan jiwa yang terjadi pada orang dewasa kata Manoe biasanya dipicu oleh tiga aspek, yaitu aspek biologis, aspek psikologis dan aspek sosial atau lingkungan.
Aspek biologis biasanya terjadi karena adanya gangguan kimia pada otak yang mengakibatkan munculnya gejala-gejala seperti halusinasi hingga kemampuan berpikir.
Sedangkan, faktor psikologis biasanya berkaitan dengan bagaimana cara penderita menghadapi suatu masalah.
“Jadi misalnya dalam dia melihat masalah apakah dia menyelesaikan dengan menggunakan cara yang efektif atau tidak, kalau misalnya cenderung tidak matang,” jelasnya.
Kemudian, faktor sosial atau lingkungan juga menjadi penentu kondisi kesehatan jiwa seseorang.
Menurut Manoe, seseorang cenderung rentan mengalami gangguan mental jika berinteraksi di lingkungan yang tidak sehat.
“Misalnya kalau pola komunikasinya misalnya kasar, keras, pola pengasuhan orang tua yang otoriter, kaku penuh dengan kekerasan, atau lingkungan kerja, atau misalnya penggunaan zat di lingkungannya seperti alkohol, narkoitika, itu sangat mempengaruhi,” ungkapnya.
Manoe melanjutkan, dari total 91 pasien yang datang di hari pertama dan kedua, ada tiga orang pasien yang sudah dinyatakan kronis dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit jiwa.(MWW)