Connect with us

Tanah Papua

Cantiasa: Jurnalis Hendaknya Memberikan Wacana Edukatif Bagi Masyarakat Papua

Published

on

JAYAPURA, Kabartanahpapua.com – Kepala Staf Kodam XVII Cenderawasih Brigjen TNI I Nyoman Cantiasa mengajak para jurnalis di Provinsi Papua untuk bersama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di Provinsi Papua.

Sejauh ini, kata Cantiasa, Kodam Cenderawasih mengisi ruang-ruang kosong yang tidak mampu diisi oleh Pemerintah Daerah, seperti guru, tenaga medis, atau tenaga penyuluh pertanian. Karena itu, butuh keterlibatan semua pihak untuk melaksanakan salah satu tujuan bangsa ini yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

“Tidak mungkin Kodam Cenderawasih bekerja sendiri, nah kita harap rekan-rekan pers juga ikut melaksanakan kegiatan ini. Ikut mencerdaskan masyarakat Papua, karena lewat media inilah kita bisa masuk,” kata Cantiasa dalam acara buka bersama Kodam Cenderawasih di Jayapura, Jumat (8/6/2018) kemarin.

(Baca Juga: Cantiasa: Jangan Pernah Menyakiti Hati Rakyat)

Menurut Cantiasa, geliat pembangunan yang sedang berlangsung di Provinsi Papua sangat membutuhkan wacana yang mengedukasi masyarakat. Karena yang dibutuhkan masyarakat Papua saat ini adalah bimbingan, pendampingan, pembinaan, dan pengawasan.

“Kalau tidak didampingi akan liar kemana-mana, dan tidak akan fokus untuk bekerja. Karena itu, kehadiran jurnalis sangat penting untuk mendidik orang Papua dengan literatur,” kata Cantiasa mengungkapkan pengalamannya di Papua.

Secara umum, menurut Cantiasa, karakter orang Papua itu sederhana, polos dan jujur. Namun karena kepolosan itu, orang Papua sangat mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang tidak benar (hoaks). Dia mencontohkan banyak peristiwa yang berujung benturan antarkelompok di Papua justru bermula dari informasi hoaks ini.

“Di daerah pegunungan misalnya, karena mendengar informasi tidak benar, sehingga mereka menjadi marah dan emosi. Banyak kasus, aparat terpaksa harus bersusah payah meyakinkan masyarakat karena informasi ada warga yang meninggal. Aparat bahkan harus meminta untuk menunjukkan buktinya, tapi masyarakat sudah datang berbondong-bondong dengan senjata tajam,” kata Cantiasa.

(Baca Juga: Presiden Imbau Para Pelajar Manfaatkan Media Sosial untuk Hal Positif)

Dari berbagai pengalaman itu, ia berharap jurnalispun berhati-hati untuk menyampaikan berita karena bisa berpengaruh langsung kepada masyarakat. Terlebih lagi karena saat ini masyarakat sudah terpapar oleh media sosial yang banyak menampilkan informasi hoaks dan ujaran kebencian (hate speech).

“Karena informasi yang disampaikan dalam berita tidak pas, tidak tepat sehingga bisa menjadi liar dan berdampak luas kepada masyarakat,” katanya.

Cantiasa mengakui tulisan atau berita yang disampaikan oleh para jurnalis atau penulis berdampak sangat luas dan lebih tajam dibandingkan dengan peluru aparat. Sebagai analogi, kata dia, jika peluru aparat hanya bisa membidik satu kepala, namun berita atau tulisan yang disampaikan jurnalis bisa menyasar jutaan orang dan bisa berdampak luas kepada kehidupan bermasyarakat.

“Kalau suasana kebatinan positif maka akan memberikan berita yang positif, tapi kalau bad news dijadikan good news atau good news menjadi bad news, nah ini yang lebih bahaya lagi,” ujar Cantiasa.

(Baca Juga: Moeldoko: Untuk Jadi Pemenang, Petarung yang Hebat Harus Selalu Berpikir Optimis)

“Dengan peran yang besar ini, mari kita bahu membahu mencerdaskan kehidupan masyarakat di Papua. Kita memberikan wacana positif yang membangun agar ke depan, mereka bisa membangun daerah mereka. Karena yang bisa membangun Papua adalah masyarakat Papua itu sendiri,” kata peraih Adhi Makayasa Akademi Militer tahun 1990 ini. (Ong)

Komentar