Tanah Papua
Puskesmas Limau Asri Optimis dan Waspada dalam Perjuangan Eliminasi Malaria
TIMIKA,KTP.com – Dalam upaya pengendalian malaria di wilayah kerja Puskesmas Limau Asri, Provinsi Papua Tengah, terus dijalankan dengan strategi komprehensif.
Berbagai langkah telah dilakukan, mulai dari penemuan kasus, deteksi dini, diagnosis cepat dengan Rapid Diagnostic Test (RDT), pengendalian vektor, hingga pembagian kelambu berinsektisida kepada masyarakat.
Kepala Puskesmas Limau Asri, Maria Yosinta Rahangiar, saat ditemui pada Jumat (5/12/2025), menyatakan bahwa semua langkah teknis penanggulangan malaria telah berjalan. “Untuk penemuan kasus, kami aktif melakukan deteksi malaria, diagnosis cepat dengan RDT, pengendalian vektor, dan pembagian kelambu yang masih ada. Itu semua sudah kami jalankan,” ujarnya.
Namun, di balik kesiapan teknis tersebut, tantangan operasional tetap menghadang. Maria menyampaikan harapannya sekaligus kekhawatiran untuk mencapai target eliminasi malaria sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). “Kami sudah siap-siap. Semoga tahun depan dapat lebih baik. Kalau memang target belum tercapai, apa lagi yang harus kita buat? Semoga target kita bisa mencapai ini, SPM bisa tercapai. Semoga ada perubahan di tahun depan, jangan (terulang) seperti sekarang, tentunya lebih baik,” harapnya.
Salah satu tantangan utama adalah menjaga keberlanjutan penjangkauan layanan di pustu pustu. Saat ini, Puskesmas Limau Asri memiliki pustu penjangkauan di Iwaka, SP 6, SP7, dan Pigapu. Namun, kondisi keamanan dan ketersediaan sumber daya manusia menjadi kendala.
“Beberapa hari lalu, saya suruh petugas (di Pigapu) tidak usah turun dulu karena tim dari Timika yang turun ke bawah itu semuanya perempuan. Kami sedang berpikir untuk mencari tenaga laki-laki yang bisa menempati rumah dinas di situ. Minimal, supaya bisa tinggal tetap. Kalau ada keadaan darurat, dia bisa menjaga posnya. Tidak harus turun lagi ke tempat lain,” jelas Maria mengenai upaya penguatan pos di Pigapu.
Untuk pos di SP6, meski tidak ada bidan tapi perawat ada, koordinasi telah dilakukan untuk memastikan keselamatan ibu hamil. “Kami menanyakan ke sana, apakah ada ibu yang mau melahirkan? Saat ini tidak ada. Oke, aman. Ada tenaga bidan dan tenaga (kesehatan) di Iwaka, jadi aman. Nanti kalau ada (ibu bersalin), kami sudah berkoordinasi,” tambahnya, menunjukkan sistem rujukan dan komunikasi yang telah dijalin.
Pernyataan Maria Yosinta ini menegaskan komitmen Puskesmas Limau Asri dalam memerangi malaria. Di satu sisi, mereka terus menjalankan protokol kesehatan masyarakat yang terbukti efektif. Di sisi lain, diperlukan dukungan menyeluruh, termasuk penguatan tenaga kesehatan di pos terdepan dan penanganan faktor lingkungan serta keamanan, untuk benar-benar mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030 mendatang. Sinergi antar sektor dan penyediaan sumber daya yang memadai tetap menjadi kunci keberhasilan. (EH)
