Connect with us

Tanah Papua

Petani Cabai di Mimika Gagal Panen Akibat Hujan yang Terus Terjadi

Published

on

TIMIKA,KTP.com – Selama dua bulan terahir ini tingginya curah hujan di Mimika,hal ini membuat petani keluhkan hasil kebun yang gagal panen.

Salah satunya petani cabai yang saat ini gagal panen akibat hujan yang terus terjadi di Kabupaten Mimika Papua Tengah, membuat banyak cabai yang rusak dan membusuk.

Akibatnya, petani cabai tidak dapat mengisi pasokan cabai di pasar mimika,membuat stok cabai lokal saat ini mengalami kekosongan.

Nanang,Petani cabai Distrik Wania,Kelurahan Wonosari Jaya,mengaku tidak dapat melakukan panen karena hasil cabai yang rusak dan membusuk.

“Kalo cuaca seperti ini ya kendalanya penyakit, kedua pertumbuhan yang tidak membuahkan hasil.pertumbuhan untuk semua tanaman itu susah, bahkan akibat hujan terus terjadi ini saya sudah rugi kurang lebih 6000 pohon” ungkapnya saat ditemui, Jumat (12/7/2024).

Nanang menjelaskan, saat musim hujan pembibitan menjadi susah ditambah jika terus terkena hujan, pohon cabe akan mengalami kerutan pada daun. Hal ini bisa mengakibatkan kualitas cabe menurun bahkan membusuk karena terkena cacar.

Bahkan ia juga menjelaskan,untuk masa panen cabai membutuhkan waktu tiga bulan. Dengan kondisi seperti saat ini, petani bahkan bisa gagal panen dan menelan kerugian hingga puluhan juta.

“kalo seperti ini terus kita petani gagal panen”,jelasnya.

Sedangkan biaya yang dibutuhkan petani cabai untuk sekali panen sangat mahal. Bagaimana tidak, harga pupuk yang dijual kini mencapai Rp900 ribu per karung kemasan 50 kilogram.

Selain itu, untuk pembibitan, pengolahan dasar, hingga plastik gulungan cabai dan perawatannya butuh biaya yang banyak.

“Orang tani itu mas, rugi kalau gak laku, saya kemarin tidak balik modal sama sekali,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, dengan kondisi seperti saat untuk stok cabai tentunya sangat langkah. Harga yang dijual petani kepada pedagang pun menjadi pedas.

1 kilogram cabai dari tangan petani saat dijual kepada pedagang di pasar bisa mencapai Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk harga normalnya Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.

Namun,walaupun petani lokal gagal panen, untuk mengisi pasokan cabai di pasar sentral timika,pedagang  mendatangkan cabai dari luar timika, ini membuat harga cabai di pasar cukup mahal dari harga biasanya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Timika mencatat, Kabupaten Mimika saat ini memasuki puncak musim penghujan.musim hujan di Mimika biasanya terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus.(MWW)

Komentar
Continue Reading
Advertisement
   
   
   
   
   
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *