Connect with us

Tanah Papua

Polisi Temukan Empat Jasad Pendulang dalam Kondisi Hangus

Published

on

JAYAPURA, Kabartanahpapua.com – Kepolisian Resor Asmat menemukan 4 jasad dalam kondisi hangus saat melakukan penyisiran di lokasi tambang emas ilegal di Distrik (kecamatan) Seredala, Kabupaten Yahukimo, Jumat (6/9/2019).

Kapolres Asmat AKBP Andi Yoseph Enoch mengatakan ke-4 jasad tersebut ditemukan di Kamp Kelapa 7 dekat lokasi pendulangan emas.

“Diduga ke-4 jasad itu adalah para pendulang korban pembantaian yang dibakar bersama kamp mereka. Jasad ditemukan di antara puing bekas kebakaran yang menyisakan tulang belulang,” ujar Andi Enoch dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2019).

(Baca Juga: 3 Pendulang Luka Bacok Diserang OTK di Distrik Seradala, Yahukimo)

Kapolres Asmat memimpin langsung penyisiran di lokasi tambang emas ilegal di wilayah perbatasan Kabupaten Asmat dan Kabupaten Yahukimo sejak Selasa (3/9/2019) lalu. Penyisiran dilakukan menyusul laporan sekelompok orang tak dikenal menyerang para pendulang emas di Distrik Seredala, wilayah Kabupaten Yahukimo.

“Dalam penyisiran ini, kami juga menemukan 148 pendulang yang bersembunyi di hutan,” kata Andi Enoch.

Para pendulang beserta 4 jasad yang ditemukan sudah dievakuasi ke Kampung Mabul, Distrik Korowai Buluanop. “Rencananya, hari ini jasad beserta pendulang akan dievakuasi ke Agats, Kabupaten Asmat. Perjalanan diperkirakan 10 jam menggunakan perahu motor,” paparnya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal. (Ong/Kabartanahpapua.com)

Ratusan Pendulang Belum Dievakuasi

Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengungkapkan ada sekitar 700 pendulang di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo yang belum dievakuasi. Lokasi tambang emas ilegal di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo berada di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Asmat, Boven Digoel, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Ratusan pendulang itu sudah dievakuasi ke daerah Kawi, di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, yang berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Yahukimo,” ujar Kamal di Jayapura.

(Baca Juga: Pangdam akan Dampingi Pj Gubernur Papua Tinjau Tambang Emas Ilegal di Korowai)

Dalam rangka mengevakuasi para pendulang itu, kata Kamal, Kapolres Boven Digoel bersama Dandim 1711 Boven Digoel bersama tim sudah berangkat dari Tanah Merah menggunakan helikopter ke daerah Kawi, Jumat (6/9/2019) kemarin. Rombongan itu juga membawa bahan makanan untuk para korban.

“Tim gabungan juga sudah mengirim 10 longboat yang akan mengangkut para pendulang dari Kawi ke Tanah Merah. Perjalanan dari Kawi ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel ditempuh dengan longboat kurang lebih 1 hari perjalanan,” tutur Kamal.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok orang yang membawa senjata tajam tradisional panah, tombak, dan parang menyerang para pendulang di lokasi tambang emas di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Minggu (1/9/2019) lalu.

Seribu lebih pendulang yang berada di daerah itu kemudian menyelamatkan diri dari kejaran kelompok tak dikenal itu. Sebagian pendulang lari ke Kampung Mabul, Distrik Korowai Buluanop, Kabupaten Asmat, dan sebagian lagi melarikan diri ke daerah Kawi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dari daerah Kawi, mereka selanjutnya menggunakan perahu motor menuju Tanah Merah.

Hingga Jumat (6/9/2019) kemarin, kata Kamal, sudah 537 pendulang yang tiba di Posko Kemanusiaan di Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel.

“Mereka datang secara bertahap. Pada Kamis (5/9/2019), total ada 417 orang yang tiba di Tanah Merah dan keesokan harinya menyusul 120 orang,” kata Kamal.

(Baca Juga: Kodam Cenderawasih Bantah Kelaparan di Korowai, LMA Dukung Penertiban Tambang Liar)

Menurut Kamal, sebanyak 473 pendulang sudah diserahkan kepada pihak keluarga atau paguyuban kemasyarakatan di Tanah Merah.

“Saat ini tersisa 64 orang di Posko Kemanusiaan, sementara 9 orang lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Boven Digoel,” ucap Kamal.

Kamal menegaskan pihaknya belum dapat memastikan jumlah korban akibat penyerangan kelompok tak dikenal terhadap pendulang di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo. “Saat ini tim masih melakukan penyisiran dan pengumpulan data-data pascakejadian,” katanya. (Mas)

Komentar