Connect with us

Tanah Papua

Tertahan di Gudang Dinsos Papua, Kemensos Serahkan Langsung Bantuan Tahap II untuk Pengungsi Nduga

Published

on

WAMENA, Kabartanahpapua.com – Kementerian Sosial akhirnya menyerahkan bantuan tahap II untuk pengungsi asal Kabupaten Nduga di Gereja Kingmi Jemaat Weneroma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada Sekda Kabupaten Nduga Namia Gwijangge mewakili Pemda Kabupaten Nduga.

“Selanjutnya bantuan ini akan didistribusikan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nduga ke kantong-kantong pengungsian,” ujar Harry.

(Baca Juga: Bantuan Tahap II untuk Pengungsi Nduga Segera Dikirim ke Wamena)

Untuk pemulihan kondisi pengungsi akibat konflik bersenjata di Kabupaten Nduga, kata Harry, pemerintah pusat dan provinsi telah menyiapkan bantuan sebesar Rp3,76 miliar yang terbagi dalam 3 tahap.

Bantuan tahap I senilai Rp2.526.936.000, dalam bentuk bantuan logistik makanan dan bantuan cadangan beras. “Bantuan tahap I ini sudah diserahkan kepada Pemda Kabupaten Nduga pada awal tahun ini,” katanya.

Bantuan tahap II berbentuk paket perlengkapan sekolah, peralatan bermain, belajar, olahraga, dan kebutuhan bagi kelompok rentan dan berkebutuhan khusus senilai Rp740.449.000. Bantuan tahap II sebenarnya sudah tiba di Jayapura sejak April 2019, namun hanya disimpan di gudang Dinsos Provinsi Papua.

“Karena bantuan ini belum juga disalurkan Pemprov Papua, sehingga kami turun langsung menyerahkan bantuan ini,” katanya.

Sementara untuk bantuan tahap III dalam bentuk bantuan beras, makanan tambahan, dan paket logistik senilai Rp491.192.985. “Bantuan ini akan diserahkan kemudian,” ujarnya.

Layanan Dukungan Psikososial (LDP)

Selain memberikan bantuan langsung, kata Harry, pihaknya juga menyiapkan dukungan layanan psikososial untuk anak-anak dan kelompok rentan (lansia) bagi pengungsi konflik bersenjata dari Kabupaten Nduga.

Harry mengatakan LDP tersebut untuk menghilangkan trauma akibat konflik bersenjata yang dialami para pengungsi, khususnya anak-anak.

“Kalau kita lihat tadi, anak-anak masih belum bisa menghilangkan trauma yang mereka alami. Ini harus dihilangkan agar mereka bisa menatap masa depannya,” ujar Harry usai berdialog dengan pengungsi di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

(Baca Juga: Bantah Laporan Solidaritas untuk Nduga, Kodam Cenderawasih: Laporan Asal Bunyi)

Tim LDP, kata Harry, akan dipimpin dosen Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Milly Wildawati. Ia akan bekerja bersama pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana), tenaga kesejahteraan sosial kecamatan dan unsur pilar sosial lainnya.

“Mereka akan melakukan kegiatan layanan psikososial di lokasi pengungsian. Saat ini, pengungsi asal Nduga tercatat di Kabupaten Jayawijaya, Mimika, dan Lanny Jaya,” kata Harry.

Mengenai kelanjutan pendidikan bagi anak-anak pengungsi asal Nduga, kata Harry, pemerintah telah bekerja sama dengan sejumlah sekolah di kabupaten yang lokasi pengungsian. Nantinya, sekolah yang sudah ditunjuk akan mengatur jadwal belajar.

“Teknisnya, sekolah tersebut tetap menggelar kegiatan belajar reguler pada pagi hingga siang dan selanjutnya dipergunakan untuk kegiatan belajar anak-anak pengungsi,” papar Harry. (Ong)

Komentar