Connect with us

Tanah Papua

KKSB Serang Tim Survei Papua Terang di Paniai, 5 Anggota TNI Terluka

Published

on

ENAROTALI, Kabartanahpapua.com – Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kembali menebar teror dengan menyerang Prajurit TNI yang mengawal Tim Survei Papua Terang di Distrik Wege Muka, Kabupaten Paniai, Senin (6/8/2018).

Akibat penyerangan ini, 5 prajurit Koramil 1705-02 Paniai mengalami luka-luka terkena benda tajam dan 3 pucuk senjata laras panjang serta 1 pistol dibawa lari penyerang.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi membenarkan insiden penyerangan yang dilakukan KKSB terhadap Tim Survei Papua Terang tersebut. “Mereka diserang setelah melakukan survei di 7 kampung di Distrik Wege Muka,” kata Aidi dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018) sore.

(Baca Juga: Dua Anggota Polres Puncak Jaya Ditembak KKSB di Distrik Pagaleme)

Menurut Aidi, kejadian berlangsung ketika Tim Survei Papua Terang yang berjumlah 17 orang melakukan survei dan pemetaan di 7 kampung di Distrik Wege Muka, yakni Kampung Muyadebe, Kegomakida, Uwamani, Bokoa, Ugitadi, Dapaiba, dan Kampung Kinou.

Tim survei Papua Terang ini terdiri dari 3 tenaga ahli PLN, 11 mahasiswa yaitu 4 mahasiswa UI dan 7 mahasiswa Universitas Cenderawasih, 3 orang tenaga sukarela, serta 16 anggota TNI yang melakukan pengawalan.

“Tim Survei yang dipimpin Bapak Sugiri tiba di Distrik Wege Muka sekitar pukul 08.19 WIT, dengan menggunakan 2 speed boat dari Enarotali. Kedatangan tim survei ini disambut baik oleh warga Distrik Wege Muka,” kata Aidi.

Sambutan positif dari masyarakat di Distrik Wege Muka, kata Aidi, sehingga kegiatan pemetaan dan pencatatan data elektronik di 6 kampung dapat terlaksana dengan cepat.

“Saat tiba di Kampung Kinou, rombongan dihadang oleh 3 orang yang meminta mereka kembali ke Enarotali karena tidak membawa surat izin dari Pemerintah Daerah. Anggota Koramil Enarotali, Serma Alfius Gobay berusaha untuk negosiasi dan tidak dihiraukan oleh 3 orang yang mengaku warga setempat,” kata Aidi.

Untuk menghindari benturan dengan masyarakat, rombongan memutuskan untuk kembali ke Enarotali melalui Pelabuhan Kampung Muyadebe.

Saat tiba di Kampung Bokoa, kata Aidi, rombongan ini tiba-tiba dikejar 50-an anggota KKSB yang membawa 10 pucuk senjata api dan senjata tradisional seperti panah, parang, dan kampak. Di tengah kampung Bokoa, rombongan kembali dikepung oleh 30-an orang yang diduga anggota KKSB dengan membawa 20-an senjata api dan senjata tradisional.

“Anggota KKSB ini mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik anggota TNI. Serma Alfius Gobay dan rekan-rekannya berusaha mempertahankan senjata mereka, namun karena jumlah massa yang banyak sehingga penyerang bisa merampas 3 pucuk senjata laras panjang,” kata Aidi.

(Baca Juga: Kodam Cenderawasih Kecam Tindakan Brutal KKSB di Kabupaten Nduga)

“Warga masyarakat yang mengetahui kejadian ini, lalu melindungi rombongan tim survei dan mengusir para penyerang,” ujar Aidi menambahkan.

Setelah puluhan anggota KKSB meninggal lokasi kejadian, masyarakat lalu menolong rombongan tim survei beserta 5 anggota TNI yang terluka untuk kembali ke Enarotali.

Akibat penyerangan itu, kata Aidi, Serma Alfius Gobay mengalami luka lebam di wajah, Sertu Yauji mengalami luka memar di punggung, Sertu Hardi mengalami luka lebam di wajah, Selain itu, Kopda Karyadi yang mengalami luka lebam di wajah dan kaki kanan terkena kampak, dan Prada Irfanuddin mengalami luka sobek di kepala belakang.

“Anggota tim survei semua aman dan saat ini sudah dievakuasi ke Enarotali. Sementara 5 personel TNI yang luka-luka sudah mendapat perawatan di RSUD Paniai,” ujar Aidi.

Kodam Cenderawasih Kecam Penyerangan Tim Survei Papua Terang

Penyerangan terhadap tim survei Papua Terang, kata Aidi, menjadi bukti KKSB menjadi penghambat pembangunan di Tanah Papua. Pasalnya, keberadaan tim survei dari PLN dibantu oleh para mahasiswa dari ini dalam rangka melaksanakan program Pemerintah untuk penyediaan fasilitas listrik bagi warga di kampung-kampung.

“Program Pemerintah Papua Terang yang dicanangkan Presiden di Nabire akhir 2017 lalu bertujuan agar semua kampung di Papua mendapat layanan listrik. Sangat disayangkan, karena justru ada sekelompok kriminal yang justru menghambat warga merasakan dampak pembangunan dengan aksi kriminal yang tidak berperikemanusiaan,” kata Aidi.

(Baca Juga: Kepolisian Lumpuhkan 2 Anggota KKSB di Nduga)

“Dengan dalih memperjuangkan kemerdekaan Papua, para kriminal ini mempersenjatai diri secara ilegal dan selalu membuat kekacauan. Mereka inilah sesungguhnya yang merampas kemerdekaan masyarakat Papua. Dan, saat hendak ditindak mereka berteriak-teriak minta perlindungan dari para LSM, Komnas HAM, dan para tokoh agama dengan memutar balik fakta,” kata Aidi menegaskan.
Saat ini, aparat gabungan dari TNI-Polri sedang melakukan pengejaran terhadap anggota KKSB yang telah menyerang dan merampas senjata milik anggota Koramil Paniai. (Mas)

Komentar
Continue Reading
Advertisement