Published
7 bulan agoon
TIMIKA,KTP.com – Lembaga Masyarakat Adat Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop (LMA-Tsingwarop) kini tengah mempertahankan adat serta kearifan lokal agar tidak punah.
Hal dimaksud yakni dalam mempertahankan hak-hak masyarakat adat, kearifan lokal serta sumber daya alam di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika.
Bagi masyarakat dari tiga kampung itu, nilai-nilai adat menjadi hal yang sangat krusial untuk dijaga dari berbagai kepentingan.
Mereka ingin nilai-nilai adat tetap dilestarikan agar tidak terengus lantaran diterpa ancaman demi ancaman secara berkala.
Hal-hal di atas akhirnya menggerakkan kaum intelektual serta para tokoh yang tergabung dalam LMA-Tsingwarop memperjuangkannya tetap berdiri kokoh.
Ketua LMA-Tsingwarop, Litinus Niwilingame mengatakan, LMA-Tsingwarop tengah menyiapkan strategi baik secara internal maupun secara eksternal guna menyikapi banyak hal yang terjadi di wilayah Tsingwarop.
“Karena tentunya semakin daerah itu berkembang maka semakin berkembang pula kepentingan perusahaan, perkembangan zaman, tentunya ada hal-hal positif tapi hal-hal negatif juga semakin besar,” jelasnya kepada wartawan saat ditemui usai kegiatan sosialisasi LMA-Tsingwarop di Hotel Horison Diana Timika.
Kedepan, kata Litinus pihaknya akan membangun kerja sama dengan semua pihak, baik pemerintah, PT Freeport Indonesia hingga stakeholder-stakeholder lainnya.
“Tidak hanya melihat orientasinya (uang-red) tapi nilai-nilai adat kami perlu untuk dipertahankan ditengah ancaman yang begitu hebat ini,” ungkapnya.
Litinus melanjutkan, semua unsur yang terlibat dalam kelembagaan LMA-Tsingwarop akan terus berkolaborasi guna melahirkan ide-ide untuk mempertahankan serta menyelamatkan tatanan hidup masyarakat Tsingwarop.
“Kami punya tujuan besar adalah di tengah-tengah ancaman itu sebagai masyarakat adat yang memiliki nilai adat berdiri kokoh, eksis dan mempertahankan nilai adat kami,” pungkasnya.(MWW)