Connect with us

Tanah Papua

Lewat Otsus, Pemkab Mimika Bangun RLH di Empat Distrik di Pegunungan

Published

on

TIMIKA,KTP.com – Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Mimika dalam tahun ini akan membangun Rumah Layak Huni (RLH) di empat distrik di wilayah pegunungan.

Pelaksana Tugas (Plt). Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Mimika, Abriyanti Nuhuyanan menyebutkan bahwa empat distrik tersebut adalah Distrik Tembagapura, Distrik Jila, Distrik Hoya dan Distrik Alama.

Ia menyebutkan, saat ini rencana tersebut telah berada pada proses lelang dan menunggu tahapan selanjutnya.

“Ini kan prosesnya proses lelang ya, jadi mekanisme pelelangan itu kita harus ikuti di UKPBJ (Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa,red),” kata Abriyanti.

“Kalau saya tidak salah di daerah pegunungan di bulan oktober ini sudah tanda tangan kontrak,” lanjutnya.

Abriyanti mengatakan bahwa dirinya optimis pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat Orang Asli Papua (OAP) ini dapat terselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Dalam program ini, masing-masing distrik akan mendapat jatah 7 unit rumah layak huni dengan anggaran pembangunan yang dialokasikan dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) Kabupaten Mimika tahun 2025.

“Empat distrik ini dari dana Otsus. Sasarannya OAP (Orang Asli Papu,red) tetap, masyarakat,” ungkap Abriyanti.

Ditanya mengenai total anggaran yang digelontorkan dari dana Otsus untuk pembangunan RLH, Abriyanti mengaku tidak menghafal secara pasti jumlahnya.

“Itu saya nggak hafal itu, karena di DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran,red) kami tidak menyebutkan satu-satu–secara gelondongan semua seluruh pembangunan, karena kita ada pembangunan RLH dan Pembangunan Korban Bencana,” tuturnya.

Adapun rumah yang akan dibangun ini adalah rumah tipe 45 dengan berkonstruksikan kayu serta memiliki 2 kamar, ruang tamu, dapur, ruang tengah hingga kamar mandi.

Untuk proses pembanguannya kata Abriyanti akan diterapkan sistem bongkar pasang. Semua bahan baku akan di rakit di Kota Timika dan diangkut ke setiap distrik untuk dipasang.

Sebab, berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya bahwa pembangunan dengan sistem bongkar pasang dinilai lebih mengefisiensikan waktu.

“Jadi mereka sudah merakit dari sini, jadi sampai di atas itu tinggal dipasang. Bukan mereka mulai dari nol di atas, tapi sudah dirakit di sini,” ujarnya.(MWW)

Komentar
Continue Reading
Advertisement
   
   
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *