Connect with us

Tanah Papua

Wakapolda Papua: Kalau Komunitas Masyarakat Kompak, Teroris Pasti Takut

Published

on

JAYAPURA, Kabartanahpapua.com – Wakapolda Papua Brigjen Pol Jacobus Marzuki mengungkapkan bahwa teroris menyerang anggota Polri karena menganggap mereka sebagai kelompok kafir karena melindungi orang-orang yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Menurutnya kelompok teroris ini berusaha memecah belah bangsa Indonesia dengan mengadu domba umat beragama.

“Tujuan teroris ingin memecah belah umat beragama di Indonesia seperti mengadu domba umat Islam dan umat Kristen sehingga terjadi konflik,” kata Jacobus pada Misa Inkulturasi Jawa di Paroki Santo Fransiskus Asisi APO Jayapura, Senin (21/5/2018).

(Baca Juga: Jadikan Terorisme Musuh Bersama)

Jacobus mengatakan kepolisian mengamankan 3 terduga teroris di Timika, Kabupaten Mimika yang disinyalir hendak mengacaukan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) Mimika. Menurutnya, 3 terduga teroris yang diamankan Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri ini diamankan sebelum mereka melakukan aksi teror dan kini sudah dibawa ke Jakarta.

“Dulu, banyak orang tidak percaya dengan aksi bom bunuh diri ini, namun setelah semua terbuka orang mulai percaya dan langkah-langkah Polri sekarang berupaya menangkap mereka sebelum melakukan aksi teror seperti bom bunuh diri,” kata Jacobus.

Masalah terorisme ini, kata Jacobus, bukan hanya tanggung jawab kepolisian tapi semua stakeholder harus terlibat, termasuk Pemerintah Daerah dan TNI. Termasuk peran dari masyarakat untuk memberikan informasi kepada aparat keamanan.

“Keterlibatan Pemerintah misalnya dengan melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang baru pulang dari luar negeri. Penting juga pengawasan dari masyarakat sendiri. Kita, orang Jawa di sini sebagai komunitas kalau kita kompak maka teroris yang takut,” kata Jacobus.

Pada kesempatan itu, Jacobus memberikan tips kepada umat agar tidak panik ketika terjadi ledakan bom atau penembakan. Apabila ada aksi penembakan yang utama harus tenang dan mencari tempat berlindung.

“Kalau ada ledakan bom, jangan panik karena bisa berbahaya, seperti kejadian bom Bali. Saat terjadi ledakan pertama, orang-orang panik lari keluar dan akhirnya menjadi korban bom mobil. Jika ada dugaan benda mencurigkan seperti bom, secepatnya dilaporkan kepada kepolisian agar segera ditindaklanjuti oleh Tim Jihadak yang akan melakukan sterilisasi,” kata Jacobus.

Jacobus juga menyinggung pelaksanaan pilkada serentak 2018 di Papua yang menurutnya sudah lebih baik dari 5 tahun lalu. Untuk menyukseskan pilkada di Papua, pihaknya melibatkan para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Tugas Polri, kata Jacobus, untuk memastikan pelaksanaan pilkada serentak berlangsung aman dan damai supaya estafet kepemimpinan bisa berjalan baik dan kepala daerah yang terpilih benar-benar bekerja untuk mensejahterakan rakyat.

“Saya mengimbau umat Katolik agar ikut terlibat dalam pilkada untuk menentukan pemimpin di daerah masing-masing. Namun, saya mengingatkan agar tidak melakukan politisasi agama dan politisasi sekolah dalam pilkada,” ujar Jacobus.

Para Murid Yesus Juga Mengalami Teror

Sebelumnya, Romo Barnabas Daryono dalam khotbahnya mengingatkan bahwa menjadi pengikut Yesus Kristus tidak mudah karena akan menghadapi berbagai godaan dan ujian seperti aksi teror yang terjadi di Surabaya dan sejumlah kota di Indonesia.

Menurut Romo Barnabas, pengalaman yang sama sebelumnya sudah dialami oleh para rasul saat mewartakan ajaran Yesus Kristus. “Para rasul dikejar-kejar dan dianiaya, dianggap orang gila dan aneh tapi dengan pertolongan Roh Kudus, mereka rela menderita seperti Yesus,” kata Romo Barnabas.

(Baca Juga: Presiden Jokowi: Tindak Tegas Terorisme Tanpa Kompromi)

Sebagai pengikut Kristus, kita harus percaya dan membuka diri bahwa Roh Tuhan itu ada dan bekerja dalam diri kita. Untuk menyadari itu, maka kita diharapkan bijaksana dan tidak sombong sehingga peka terhadap permasalahan yang ada dalam kehidupan kita.

“Dengan begitu kita bisa menemukan sukacita sebagai pengikut Kristus sehingga berani tampil untuk memberi kesaksian,” kata Romo Barnabas dalam Misa Pentakosta hari ke-2. (Rex)

Komentar