Tanah Papua
Pelaku Pembakaran Pesawat Susi Air,Polisi Tetapkan 16 Tersangka Sebagai Buron

TIMIKA,KTP.com – Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz telah mengeluarkan DPO terhadap 16 orang tersangka dalam kasus pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan,pada tanggal (7/03/2023).
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Pol. Faisal Ramadhani, mengatakan 16 pelaku pembakaran pesawat Susi Air itu ditetapkan sebagai DPO Polda Papua.
“Hasil gelar perkara yang beberapa hari lalu kita lakukan, kita sudah menetapkan 16 orang sebagai daftar pencarian orang (DPO) untuk kasus pembakaran pesawat. Dan untuk itu, kita sudah tetapkan DPO-nya,” ungkap Faisal di Timika, Papua Tengah, Senin (27/3/2023) malam.
Disebutkan bahwa 16 orang tersebut merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berada di dalam edaran video yang disebarkan Sebby Sambom yang mengaku sebagai Juru Bicara TPNPB-OPM.
“Iya ada beberapa (di dalam video), tapi ada juga yang kita identifikasi berdasarkan keterangan dari 5 orang saksi,” kata Faisal.
Kendati demikian, Faisal tidak memaparkan secara detail 16 nama DPO tersebut. Dia hanya memastikan bahwa satu di antaranya adalah Egianus Kogoya.
“16 orang itu termasuk EK. Itu sudah pasti,” ujar Faisal.
Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz Kombes.Pol.Faizal Ramdhani menambahkkan,bahwa hingga saat ini TNI-Polri terus melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens, yang turut disandera bersamaan dengan aksi pembakaran pesawat.
“Sampai sekarang kita sedang melakukan pencarian terhadap keberadaan pilot,” kata Faisal.

Pilot Susi Air Capten Philip Mark Merthen Masih di Samdera Kelompok Kriminal Bersenjata Pimpinan Egianus Kogoya.
Bahkan segala upaya telah dilakukan, mulai dari pencarian oleh TNI Polri dan juga upaya negosiasi melalui para tokoh setempat agar pilot dapat dibebaskan. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Kami berusaha mudah-mudahan kami bisa menyelamatkan pilot,” tutur Faisal.
Diungkapkan bahwa pihaknya pun sedang mendalami apakah ada kelompok-kelompok lain di luar Nduga yang masuk untuk membantu kelompok Egianus Kogoya.
Kombes.Pol.Faisal juga menampik perihal adanya aksi-aksi penembakan di wilayah lain yang dinilai merupakan upaya untuk memecah konsentrasi operasi penyelamatan Kapten Philip Mark Merthens.
Menurutnya, masing-masing KKB di Papua selalu bergerak sendiri-sendiri dan bukan satu kesatuan sehingga aksi-aksi di wilayah lain tidak ada kaitannya dengan penyanderaan pilot.
“Sampai sekarang kita yakini bahwa kelompok kriminal bersenjata yang ada di Papua ini bukan merupakan satu kesatuan,”
Berdasarkan pengamatan data per tahunan, dijelaskan bahwa setiap tahun, aksi penembakan memang selalu intens dilakukan dari bulan Februari hingga Juli.
“Jadi kejadian-kejadian belakangan ini kalau kita amati tentunya setiap di awal tahun, dari mulai bulan Februari sampai nanti bulan Juli, itu pasti ada peningkatan intensitas. Selalu seperti itu setiap tahun. Data itu menunjukkan bahwa di awal sampai pertengahan tahun, kegiatan aksi akan meningkat,” pungkasnya.(ADM)