Connect with us

Nasional

Panglima TNI: KLB Campak Selesai, Selanjutnya Operasi Pemantauan

Published

on

AGATS, HaIPapua.com – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa kejadian luar biasa (KLB) wabah campak di Kabupaten Asmat dinyatakan selesai setelah tim kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan di 224 kampung di Kabupaten Asmat sejak 16 Januari lalu.

Hal tersebut disampaikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam kunjungan kerja bersama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna ke Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (1/2/2018).

Menurut Marsekal Hadi, pada periode itu tim kesehatan telah memberikan imunisasi kepada 13.336 anak yang tersebar di 224 kampung di 23 distrik di Kabupaten Asmat. “Saya bersyukur karena tim kesehatan terpadu yang mulai bergerak sejak 16 Januari lalu sudah mendatangi 224 kampung di Asmat. Artinya permasalahan ini sudah selesai,” kata Marsekal Hadi di Posko Penanggulangan KLB Asmat di Agats, Kamis (1/2/2018).

(Baca Juga: Panglima TNI Ingin Melihat Langsung Penanganan KLB Campak dan Gizi Buruk)

Setelah operasi KLB campak ini selesai, kata Marsekal Hadi, selanjutnya akan dilaksanakan operasi pemantauan di 224 kampung dengan melibatkan tim dokter dan tenaga medis.

“Selanjutnya akan dilakukan operasi pemantauan di 224 kampung ini dengan melibatkan tim dokter dan tenaga medis. Saat ini di Distrik Pantai Kasuari sudah ada 5 dokter dan nanti kami upaya setiap distrik ada dokter,” kata Marsekal Hadi.

Untuk mengatasi kendala geografis dan demografis wilayah Kabupaten Asmat, Panglima TNI berencana akan membuka jalur transportasi dengan mengerahkan kapal perang TNI dan Kapal Patroli Angkatan Laut (KAL) yang lebih kecil. Seperti diketahui sebelumnya, saat ini di Agats sudah ada KRI Hasan Basri dan KAL Pulau Trangan serta tambahan KAL dari Merauke.

“Kondisi geografis dan demografis Asmat yang terletak di daerah rawa dan sungai sehingga dibutuhkan kapal besar dan kecil. TNI segera membuka jalur transportasi dengan mengerahkan kapal perang termasuk KAL yang lebih kecil,” kata Marsekal Hadi.

Panglima TNI juga berencana akan membangun stasiun bumi kecil dan pembangkit listrik tenaga matahari (solar cell) untuk membuka isolasi komunikasi. “Untuk mengatasi isolasi komunikasi dan jarak kami akan bangun stasiun bumi kecil. Nantinya Agats bisa langsung berkomunikasi dengan Jakarta jika ada yang perlu dikonsultasikan termasuk jika ada temuan penyakit yang butuh bantuan tenaga ahli,” kata Marsekal Hadi.

Sementara untuk penyelesaian masalah perumahan, sanitasi dan pendampingan masyarakat untuk pertanian dan perikanan, kata Marsekal Hadi, akan dikerjakan lintas kementerian dan perlu pendampingan terus menerus. “Ini permasalahan taktis dulu, bagaimana kita mengobati dan membuka komunikasi. Langkah strategis berikutnya adalah bagaimana membawa saudara kita supaya tidak terjangkit penyakit lagi seperti gizi buruk ini,” kata Marsekal Hadi.

(Baca Juga: Yanuar Nugroho: Negara Harus Hadir Menjawab Masalah Kesehatan di Papua)

Untuk langkah strategis program kementerian akan berjalan beriringan dengan Satgas Terpadu yang akan terus melengkapi kekurangan yang ada. Nantinya tim akan mengkonsultasikan dengan pemerintah setempat dan selanjutnya apa yang mereka minta akan kita bahas secara lintas kementerian

“Apa yang mereka minta akan kita masukkan, pendamping pertanian, dokter, guru, kesehatan akan kita masukkan. Program ini selanjutnya akan kita bahas lintas kementerian. Kita berharap saudara-saudara di Asmat bisa hidup layak termasuk mendapat pelayanan kesehatan yang baik,” kata Marsekal Hadi. (Mas)

Komentar
Continue Reading
Advertisement