Published
1 tahun agoon
ILAGA,KTP.com – Aksi teror terus saja dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncakk.Sejak 2021 aksi telah bergulir dan telah memakan korban jiwa.Terakhir ini adalah pembakaran sarana vital,seperti sarana telekomunikas Telkomsel dan gedung sekolah SMAN 1 Ilaga yang terjadi beberapa hari belakangan.
Menanggapi aksi pembakaran yang terjadi beberapa hari belakangan ini,Bupati Puncak Willem Wandik yang selama ini hanya tinggal diam kini dirinya pun mulai berang dengan aksi ini.
Bupati Willem Wandik dengan tegas mengeluarkan pernyataan perlu adanya peningkatan keamanan dan penegakan hukum yang terukur di Kabupaten yang berada pegunungan paling tinggi di Indonesia ini.
“Peristiwa yang saya lihat ini kriminal murni, bentuknya ada yang teror, ada isu hoax,yang membuat daerah itu mencekam, serta persoalan sosial yang tinggi,bahkan yang terakhir adalah adalah pembakaran gedung pemerintah, dan alat-alat vital negara,penembakan,membuat pandang orang diluar terhadap daerah Puncak itu mencekam,” kata Willem Wandik.
Bupati Willem menilai perlu ada peningkatan siaga keamanan yang lebih mendalam,dan penegakan hukum yang terukur di Kabupaten Puncak, yang dilakukan oleh aparat keamanan TNI-Polri.
“Sebab kalau begini terus, maka ancamannya akan begitu tinggi,nyawa,gedung-gedung alat vital,akan menjadi korban,memang mereka tidak kelihatan, namun selalu saja ada dimana-mana,akan mengancam kita,aparat sendiri menjadi korban,masyarakat,pemerintahan,ekonomi, jika dibiarkan terus,akan menjadi hambatan dalam pembangunan,”kata Bupati Willem Wandik.
Bahkan Kata Bupati Willem ,alat-alat vital saat ini dibakar adalah fasilitas telekomunikasi,saranasekolah,kesehatan,gedung pemerintahan,merupakan aksi pelanggaran HAM.
Dirinya merasa sangat sedih dengan aksi pengerusakan dan pembakaraan bangunan sekolah yang akan menjadi sarana pendidikan bagi generasi muda Kabupaten Puncak.
Gedung sekolah yang dibangun dengan biaya miliaran rupiah hanya demi menjawab pembangunan pendidikan masyarakat Puncak, ternyata dalam sekejap dibakar oleh kelompok-kelompok ini.
“Aksi mereka ini tergolong sudah masuk dalam aksi kirminal murni, bukan perjuangan,sebab perjuangan bukan model begini, sudah masuk dalam kelompok sipil bersenjata,tidak bisa dihadapi dengan biasa-biasa saja,”kata Bupati Willem.
Bupati Willem meengatakan ,melihat dari aksi-aksi teror akhir-akhir ini di Kabupaten Puncak,dirinya melihat bahwa keamaan juga tidak mudah untuk melakukan penyelidikan,karena pelaku teror ini, merupakan warga sipil bersenjata, mereka dibawah satu naungan atau kelompok tertentu yang bersenjata,dan sangat sistematis,ini dibuktikan dengan peristiwa penembakan di Kabupaten lain, maka dengan cepat merembes juga ke Kabupaten Puncak.
“Kedepan sistem keamanan perlu diperbaiki, di dalam kota maupun dipinggiran kota, sebab jika terjadi pembiaran seperti ini,maka akan menjadi ancamanan bagi banyak orang,sehingga perlu ada peningkatan dan penegakan hukum secara terukur,”kata Bupati Willem.
Apalagi kata Bupati,di Tahun 2024 merupakan tahun politik,ada pemilu legislatif,Presiden dan juga Pilkada,hal-hal ini jika tidak dianstipasi dengan baik,maka akan menjadi satu persoalan konflik besar bahkan konflik besar di Kabupaten Puncak, sebab ada banyak pengalaman membuktikan hal tersebut.
“Sehingga saran saya,sudah harus ada pertemuan-pertemuan besar, yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi, melibatkan aparat keamanan TNI-Polri dan juga pemerintah daerah, terutama di daerah-daerah rawan konflik bersenjata,sehingga bisa mendapatan solusi apa yang kita lakukan ke depan,untuk mengatasi teror-teror ini,”kata Bupati.
Lanjut Bupati,sebagai anak asli daan anak adat, dirinya sudah berusaha melakukan pendekatan-pendekatan persuasif,kekelurgaan,sebagai sesama anak adat,terhadap kelompok-kelompok yang diduga selalu melakukan aksi teror di Kabupaten Puncak, namun selalu saja gagal,bahkan peristiwa-peristiwa kriminal tetap saja masih terjadi.
“Bahkan mereka bisa jalan bawa senjata dalam kota, inikah persoalan yang luar biasa,akan menggangu keamanan, anak asli daerah saja sudah merasa takut,apalagi saudara-saudara kita dari Nusantara akan lebih takut,jika dibiarkan terus,maka roda pemerintahan akan mati,ekonomi akan mati,tentunya akan berpengaruh terhadap pembangunan di Kabupaten Puncak,”kata Bupati.
Oleh karena itu kedepan dirinya berharap perlu dibuka ruang antara TNI-Polri,bagaimana bisa dilakukan peningkatan keamanan,penegakan hukum secara terukur di daerah-daerah yang dianggap rawan,seperti Kabupaten Puncak.
“sehinggga kedepan,pemerintahan bisa diselamatkan,ekonomi,dan juga pendidikan,kesehatan, dan terutama pembangunan di daerah diselamatkan,demi kesejahteraan rakyat Puncak,”kata Bupati.(HUMAS KOMINFO PUNCAK)
Dinas Pertanian Kabupaten Puncak Kembali Bagikan Bibit Ternak Dan sayur Mayur
Seleksi CPNS di Kabupaten Puncak digelar 22 Oktober 2024
DPRD Puncak tetapkan APBD perubahan tahun 2024
Tinggalkan Jabatannya, 4 ASN Kabupaten Puncak Undur Diri Demi Kontestasi Pilkada 2024
Ratusan Pencaker di Puncak, Tuntut Kuota CPNS 2024, 100 Persen OAP
Pemkab Puncak gelar Tes CAT Seleksi Calon THK2 di Timika