Connect with us

Ekonomi

Arcandra: Kelola Blok Rokan, Pertamina Sejajar dengan World Top Oil Company

Published

on

JAKARTA, Kabartanahpapua.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina (persero).

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan keputusan tersebut murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.

Sebelumnya, Pemerintah memberi kesempatan kepada Pertamina dan Chevron untuk mengajukan proposal perpanjangan pengelolaan Blok Rokan untuk 20 tahun mendatang.

“Kondisi ini didasari dengan Signature Bonus yang disodorkan Pertamina sebesar US$784 juta atau sekitar Rp11,3 triliun dan nilai komitmen pasti sebesar US$500 juta atau Rp7,2 triliun dalam menjalankan aktivitas eksploitasi migas,” kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/7/2018) kemarin.

(Baca Juga: Divestasi Saham Freeport, Upaya Pemerintah Berdaulat di Pertambangan)

Menurut Agung, besarnya angka tersebut juga membuktikan bahwa finansial Pertamina masih dalam kondisi baik. Terpilihnya Pertamina sebagai pengelola, akan meningkatkan kontribusi Pertamina terhadap produksi migas nasional.

“Sejauh ini, porsi Pertamina produksi migas nasional telah meningkat dari sekitar 23 persen saat ini, menjadi sebesar 36 persen pada tahun 2018 dan 39 persen tahun 2019 saat blok migas terminasi mulai aktif dikelola Pertamina,” ujar Agung.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan, nilai tambah yang didapat dari keputusan ini adalah menjadikan Pertamina sejajar dengan world top oil company yang mampu menguasai 60 persen produksi migas nasional pada tahun 2021.

Blok Rokan, kata Arcandra, termasuk blok migas yang bernilai strategis karena produksinya menyumbang 26 persen dari total produksi migas nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer persegi ini, memiliki 96 lapangan dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

“Sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi,” ujar Arcandra.

“Melalui keputusan ini juga Pemerintah turut mendukung kemampuan keuangan Pertamina yang ditugaskan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah dalam menjalankan fungsi pelayanan publik dalam penyediaan energi dengan harga yang terjangakau ke seluruh tanah air, seperti program BBM Satu Harga,” kata Arcandra menambahkan.

ilustrasi Pertamina

Pertamina Apresiasi Keputusan Pemerintah

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito menegaskan pihaknya menyambut baik keputusan Pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan.

Keputusan tersebut, kata Adiatma, murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.

“Keputusan yang disampaikan Pemerintah melalui Kementerian ESDM pada Selasa (31/7/2018) ini, menjadi tonggak sejarah penguatan kedaulatan energi di negeri ini, sesuai dengan Nawacita yang diusung Pemerintahan Joko Widodo,” kata Adiatma dalam keterangan tertulisnya.

Plt.Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan kepercayaan yang diberikan kepada Pertamina untuk mengelola blok dengan produksi lebih dari 200 ribu barel oil per hari tersebut, tidak lepas dari dukungan Pemerintah.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah, Presiden RI dan stakeholders lainnya yang telah mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina. Kami yakin mampu bersaing dengan kontrator kontrak kerja sama lainnya. Dan sesuai proposal yang telah kami sampaikan kepada pemerintah, dengan mengelola Blok Rokan akan meningkatkan produksi hulu Pertamina yang akan mengurangi impor minyak, sehingga bisa menghemat devisa sekitar US$4 miliar per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang,” ujar Nicke.

(Baca Juga: Divestasi Saham Freeport, Upaya Pemerintah Berdaulat di Pertambangan)

Ia menambahkan, karakteristik minyak di Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi kilang nasional, dimana akan diolah di dalam negeri yakni di kilang Balongan, Dumai, Plaju, dan Balikpapan.

Guna mempertahankan produksi, kata Nicke, Pertamina dalam proposal juga menyampaikan akan memanfaatkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) yang juga telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina, seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP, termasuk penerapan steamflood yang juga sudah dilakukan dan berhasil di lapangan PHE Siak.

“Kami menilai Pemerintah mempertimbangkan keputusan ini dengan matang, dalam rangka ketahanan energi nasional, penghematan devisa dan potensi peningkatan deviden bagi negara. Dengan kepercayaan ini, kami akan mengoptimalkan sumber daya anak bangsa, yang telah berpengalaman mengelola blok migas sebelumnya,” ucap Nicke. (Ong)

Komentar
Continue Reading
Advertisement