Connect with us

Nasional

Menteri PUPR: Jalan Trans Papua Tersambung Akhir 2019

Published

on

Jakarta, Kabartanahpapua.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan jalan Trans Papua sepanjang 4.330 kilometer di Provinsi Papua dan Papua Barat akan tersambung pada akhir 2019.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan jalan Trans Papua di Papua Barat sepanjang 1.070,55 kilometer dan di Papua sepanjang 3.259,45 kilometer.

“Jalan Trans Papua yang sudah dibangun sepanjang 4.158,29 kilometer dan yang belum tembus sepanjang 171,71 kilometer,” kata Basuki di Jakarta beberapa waktu lalu.

Meski tak seluruhnya beraspal, kata Basuki, dengan terbukanya jalan khususnya di daerah pegunungan akan membuka isolasi daerah. Distribusi barang yang selama ini mengandalkan transportasi udara akan berganti dengan transportasi darat yang diharapkan berdampak pada turunnya harga-harga barang.

“Hal ini untuk mewujudkan Nawacita Jokowi-JK, membangun dari pinggiran untuk pemerataan dan keadilan pembangunan,” kata Basuki.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto menambahkan pembangunan jalan dan jembatan di Papua tidak didasarkan pada tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR), namun dalam konteks menjaga kesatuan NKRI.

Menurut Arie, jika pembangunan jalan mengacu pada kelayakan finansial jalan, maka pembangunan di pulau paling timur Indonesia itu tidak akan pernah dilakukan.

“Bicara Papua, kita konteksnya menjaga kesatuan NKRI. Agak berbeda dengan tidak membicarakan IRR,” kata Arie dalam keterangan tertulis Kementerian PUPR.

Guna percepatan pembangunan jalan perbatasan dan Trans Papua, kata Arie, telah ditandatangani empat paket pekerjaan senilai Rp199,48 miliar di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura.

Ke-4 paket pekerjaan itu terdiri dari pembangunan jalan Oksibil-Towe Hitam dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya senilai Rp108,56 miliar dan paket penggantian jembatan Kali Kabur 3 dengan kontraktor PT Simaka senilai Rp84,4 miliar.

Selain itu, paket pengawasan teknis pembangunan jalan Oksibil-Towe Hitam dengan penyedia jasa PT Cakra Buana-Total Mandiri-PT Portal Engineering Perkasa senilai Rp3,17 miliar dan paket pengawasan teknis penggantian jembatan Kali Kabur 3 Kabupaten Yahukimo senilai Rp3,35 miliar.

“Seluruh pekerjaan ini merupakan paket multiyears contract untuk tahun anggaran 2017-2018. Jalan perbatasan Oksibil-Towe Hitam mengarah ke Jayapura, sedangkan jembatannya ada di ruas Dekai-Oksibil yang merupakan bagian dari Trans Papua,” kata Arie.

Arie meminta kepada investor tidak ragu melakukan investasi alat berat untuk pekerjaan jalan dan jembatan di Papua. Ia pun meminta agar konsultan dan supervisi bisa melakukan pengawasan secara ketat sesuai panduan yang telah ditentukan.

“Agar kejadian ambruknya Girder atau gelagar beton prateken, pracetak di jalan tol Depok-Antasari tidak terulang di wilayah kerja lain,” kata Arie.

Penanganan Kerusakan Jalan Perbatasan
Pada 2017 lalu, Kementerian PUPR melalui BBPJN XVIII Jayapura telah melakukan penanganan kerusakan jalan perbatasan ruas Oksibil-Merauke sepanjang 688 kilometer.

Kepala BBPJN XVIII Jayapura, Osman Harianto Marbun mengatakan kegiatan tersebut berupa pengaspalan sejumlah titik di ruas jalan tanah yang sulit dilalui pada musim hujan.

“Beberapa titik jalan tanah yang sulit dilalui pada musim hujan seperti ruas Tanah Merah-Getentiri, Getentiri-Batas Kabupaten Merauke/Boven Digul dan Bovel Digul-Muting kini sudah beraspal,” kata Osman.

Hambatan yang dihadapi dalam pembangunan jalan di Papua, kata Osman, berupa kondisi cuaca dan alam yang masih berupa hutan. Selain itu ketiadaan batu di daerah Papua bagian selatan sehingga harus didatangkan dari luar Papua.

“Batu-batuan harus didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah atau menggunakan campuran tanah dan semen,” kata Osman. (Ong)

Komentar