Connect with us

Tanah Papua

Lerai Tawuran Antarkelompok di Oksibil, 2 Anggota Polisi Terkena Panah

Published

on

JAYAPURA, Kabartanahpapua.com – Dua anggota kepolisian dan 5 warga mengalami luka-luka akibat tawuran antara massa pendukung dan penentang Bupati Pegunungan Bintang Costan Oktemka di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (2/10/2018). Tawuran antarkelompok ini, berujung pada aksi anarkis pembakaran 5 kios dan 5 rumah warga di Oksibil.

“Dua kelompok massa ini terlibat tawuran di Kampung Mabilabol, Distrik Oksibil, sekitar pukul 11.00 WIT. Seribuan lebih warga saling serang menggunakan batu, kayu, dan senjata tradisional panah,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal dalam keterangan persnya di Mapolda Papua, Jayapura, Selasa (2/10/2018).

(Baca Juga: Kegiatan HUT Pegunungan Bintang Berujung Rusuh dan Desakan Pencopotan Bupati)

Banyaknya massa yang terlibat tawuran, kata Kamal, menyulitkan aparat kepolisian. Saat aparat berusaha melerai bentrokan dengan melepas tembakan ke udara, justru menjadi sasaran amuk massa sehingga dua anggota kepolisian mengalami luka yang cukup parah.

“Kasat Lantas Polres Pegunungan Bintang AKP Amon Ruwayari mengalami terkena panah di paha kanan, sementara anggota BKO Brimob Polda Papua Brigpol Dolfis Wambonggo terkena panah di mata kanan,” ujar Kamal.

Menurut Kamal, tawuran antarkelompok ini berhasil dilerai sekitar pukul 13.30 WIT. Akibat tawuran itu, ada 5 warga yang mengalami luka terkena panah. “Kedua anggota polisi bersama 5 warga yang mengalami luka-luka sudah dievakuasi ke RSUD Oksibil,” kata Kamal,

Sidang Paripurna DPRD Pegunungan Bintang

Sebelumnya, pada Selasa pagi sekitar pukul 09.00 WIT, sebanyak 1000-an massa penentang bupati yang dipimpin Yance Tapyor bergerak menuju Bandar Udara Oksibil untuk menjemput panitia angket yang hendak menggelar Sidang Paripurna DPRD.

Namun, rombongan anggota DPRD Pegunungan Bintang yang hendak dijemput tidak ikut dalam penerbangan pesawat Trigana Air dari Sentani, Kabupaten Jayapura menuju Oksibil.

Suasana di Bandara Oksibil mulai memanas ketika beredar kabar ada 2 wartawan yang ikut di antara penumpang Trigana Air. Seribuan massa penentang bupati lalu melarang penumpang turun di Oksibil dan meminta mereka kembali ke Jayapura.

“Wakapolres Pegunungan Bintang Kompol Tofan Irdiyanto yang berada di lokasi lalu berkoordinasi dengan Yance Tapyor untuk menenangkan massa. Akhirnya massa membolehkan penumpang turun di Oksibil, kecuali 2 wartawan yang diminta kembali ke Jayapura,” papar Kamal.

(Baca Juga: Aktivitas Pemerintahan Lumpuh, Ribuan Warga Tuntut Pemakzulan Costan Oktemka)

Massa penentang bupati lalu membubarkan diri setelah Yance Tapyor mengumumkan bahwa Rapat Paripurna DPRD ditunda hingga Sabtu (6/10/2018). Dalam perjalanan pulang itu, massa penentang bupati diserang oleh 500-an massa pendukung bupati yang dipimpin Andi Balyo. Massa pendukung bupati juga membakar rumah Ketua II DPRD Pegunungan Bintang Piter Kalakmabin.

“Tawuran antarkelompok ini mengakibatkan aktivitas di Oksibil lumpuh total. Setelah massa berhasil dilerai, aparat kepolisian masih berjaga di sejumlah titik guna mengantisipasi bentrok susulan,” kata Kamal.

“Saat ini Polres Pegunungan Bintang memberlakukan siaga satu di Oksibil. Rencananya, Polda Papua akan mengirim tambahan 1 SST Brimob Polda Papua untuk membantu mengamankan situasi di Oksibil,” kata Kamal menambahkan.

Puing bangunan akibat tawuran antarkelompok pendukung dan penentang bupati Pegunungan Bintang Costan Oktemka di Oksibil, Selasa (2/10/2018). (ist)

Protes Kinerja Bupati

Seperti diberitakan sebelumnya, pada April 2018 lalu, ribuan warga Kabupaten Pegunungan Bintang mendesak bupati Costan Oktemka mundur dari jabatan karena menilai kinerja bupati tidak membawa perubahan di kabupaten tersebut.

Aksi ribuan warga yang didukung sejumlah anggota DPRD juga sempat menyampaikan aspirasi mereka kepada Penjabat Gubernur Papua Soedarmo yang datang ke Oksibil. Soedarmo selanjutnya melakukan mediasi mempertemukan bupati dengan para penentang di Jayapura. Informasi yang diterima dari mediasi tersebut bahwa bupati berkeras menolak tuntutan warga yang menurut bupati digerakkan oleh lawan politiknya.

(Baca Juga: Polda Papua Tangkap Kadis PU Pegunungan Bintang, Keterlibatan Bupati Diselidiki)

Karena proses mediasi oleh Penjabat Gubernur Papua gagal, selanjutnya sejumlah anggota DPRD membentuk panitia angket dengan target untuk mencopot bupati. Para penentang bupati juga sudah melaporkan kasus dugaan korupsi yang terjadi di Pemda Pegunungan Bintang ke Polda Papua.

Terkait permasalahan yang terjadi di Oksibil, Kamal berharap agar permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara damai. “Kami akan merangkul tokoh-tokoh untuk membicarakan masalah yang terjadi sehingga kondisi Oksibil bisa kembali normal,” kata Kamal. (Ong)

Komentar