Connect with us

Nasional

Kementerian PUPR Rencana Bangun 3 Jembatan Gantung di Asmat

Published

on

JAKARTA, HaIPapua.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana  membangun jembatan gantung di tiga lokasi di Kabupaten Asmat guna mendukung akses jalan antarkampung. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pembangunan jembatan ini untuk memudahkan konektivitas antarkampung dan sebagai salah satu upaya mendukung penanganan stunting di Kabupaten Asmat.

“Salah satu kendala di Asmat adalah konektivitas antarkampung karena pemukiman warga dikelilingi rawa-rawa. Di lokasi yang akan dibangun ini sebenarnya sudah ada jembatan kayu namun sudah banyak yang lapuk dan jembatan nyaris putus,” kata Arie di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Kamis (8/2/2018).

(Baca Juga: Menteri PUPR: Sanitasi dan Air Bersih Kunci Mengurangi Jumlah Stunting di Asmat)

Berdasarkan Peta Rencana Ditjen Bina Marga, kata Arie, jembatan gantung akan dibangun di Distrik Pantai Kasuari yang menghubungkan Kampung Kamur dengan Kampung Hainam.

Selain itu, kata dia, juga akan dibangun di Distrik Auyu yang menghubungkan Kampung Yerfum dengan Kampung Suagai. Sebuah lagi akan dibangun di Distrik Der Komour. “Salah satu jembatan gantung yang akan dibangun Kementerian PUPR sepanjang 72 meter,” kata Arie.

Menurut Arie, Kementerian PUPR telah membentuk tim gabungan guna melakukan pembenahan infrastruktur di Kabupaten Asmat. Tim gabungan yang terdiri dari Ditjen Bina Marga, Cipta Karya, Sumber Daya Air dan Ditjen Penyediaan Perumahan, kata Arie, telah meninjau ke 6 distrik dari total 23 distrik di Kabupaten Asmat.

Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat di Asmat, kata Arie, masalah sanitasi dan air bersih. “Tantangan pembangunan di Asmat karena daerahnya dikelilingi oleh rawa-rawa dan sulitnya air bersih karena endapan sedimen rata-rata mencapai 200 meter,” katanya.

(Baca Juga: Mensos: Pangkas Isolasi Kata Kunci Memajukan Kesejahteraan di Papua)

Lokasi Penampungan Material

Kendala lain dalam pembangunan infrastruktur di Asmat dengan mahalnya material karena harus didatangkan dari Surabaya atau Palu. Kondisi ini, kata Arie, sama persis yang dihadapi di Kabupaten Merauke.

“Kementerian PUPR berencana mengembangkan satu wilayah khusus yang berada di antara Asmat dan Merauke yang akan menjadi lokasi penampungan material yang diangkut dari luar Papua,” kata Arie. (Ong)

Komentar