Connect with us

Tanah Papua

Cecep, Terduga Teroris asal Timika Berubah Penampilan Sekembali dari Pulau Jawa

Published

on

TIMIKA, Kabartanahpapua.com – Warga Kampung Iwaka, Satuan Pemukiman 5, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika tak menyangka tetangganya yang disapa Cecep menjadi terduga pelaku terorisme. Menurut Muhammad Fathur, tidak ada yang mencurigakan dari Cecep yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Ia diketahui memiliki seorang istri dan dua orang anak.

“Saya tidak menyangka, kaget. Penampilannya biasa saja, pake pakaian petani begitu. Kalau Jumatan juga biasa-biasa saja,” ujar Muhammad Fathur yang bertetangga dekat dengan keluarga Cecep, Senin (14/5/2018).

(Baca Juga: Kopassus Selalu Siap Jalankan Panggilan Negara dalam Penanggulangan Terorisme)

Rumah yang dihuni Cecep, terletak di perbatasan Kampung Limau Asri dengan Kampung Iwaka. Atau sekitar satu kilometer dari tempat pembuangan akhir (TPA). Lokasi rumah Cecep jauh dari keramaian. Ia hanya bertetangga dekat dengan keluarga Muhammad Fathur. Rumahnya berstruktur dua lantai, terbuat dari papan kayu yang dikelilingi lahan pertanian.

Sekitar 20 meter di belakang rumahnya, di tengah lahan, terdapat galian yang diatapi seng. Galian tersebut ditutup dengan lembaran atap seng. Lokasi itulah yang dikelilingi garis polisi. “Dia tidak ditangkap di rumah. Hanya mertua dan istrinya yang di rumah. Polisi yang datang ke sini pada Sabtu (5/5/2018) sore lalu, langsung menuju ke belakang (lokasi galian). Kita hanya lihat dari jauh, tidak tahu persis apa yang diamankan. Tapi ada yang lihat, sesuatu dibalut, dibungkus oleh polisi dari lokasi itu, artinya sudah jadi,” ucap Fathur.

Fathur mengenal Cecep sebagai pribadi pendiam. Meski bertetangga, namun ia mengaku jarang berkomunikasi dengan Cecep. Ia mengaku sibuk mengurus kebunnya, begitupun Cecep di lahan pertanian garapannya. “Dia baru sekitar tiga bulan tinggal dengan keluarganya di sini,” katanya.

Diduga Jaringan JAD

Cecep ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Sabtu (5/5/2018) lalu, atas dugaan tindak kejahatan terorisme. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum melansir identitas resmi pelaku terduga teroris tersebut. Namun informasi yang berkembang Cecep diduga merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Keterangan berbeda disampaikan mubalig muda di Kampung Iwaka bernama Junaidi. Menurutnya, penampilan Cecep setelah pulang dari Pulau Jawa sekitar tiga bulan lalu berubah drastis. “Setelah balik ke Timika, ia mengenakan pakaian syar’i,” kata Junaidi.

Dengan perubahan penampilan itu, warga sempat menaruh curiga. Bahkan beberapa diantaranya sengaja datang bertamu ke rumah Cecep. Namun, warga tak sempat menaruh curiga keberadaan bahan peledak di rumah Cecep karena ditumpuk seperti pupuk.

Sebelumnya, 2 orang terduga teroris ditangkap di Timika, Papua, pada Sabtu (5/5/2018) lalu. Dua terduga teroris itu ditangkap di Kampung Limau Asri, Kabupaten Mimika. Setelah diamankan Densus 88, kedua terduga teroris langsung diboyong ke Jakarta untuk diperiksa.

“Sudah dibawa. Satu hari itu, dua hari langsung dibawa ke Jakarta untuk didengar keterangannya lebih lanjut, untuk dilaksanakan lebih lanjut proses penyidikan,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Timika, Jumat (11/5/2018).

(Baca Juga: Panglima TNI: Latihan PPRC 2018, Kali Pertama 3 Matra TNI Latihan Bersama)

Boy mengungkap, dua laki-laki yang ditangkap di Kampung Limau Asri diduga sedang merencanakan aksi teror. Karena, diduga keduanya sudah menyiapkan bahan-bahan untuk merakit bom. “Mereka bagian dari sel-sel jaringan Jamaah Ansharut Daulah, JAD,” ujar mantan Kapolda Banten itu.

Menurut Boy, penangkapan 2 terduga teroris di wilayahnya sebagai upaya pencegahan. Terlebih, saat ini Papua khususnya Kabupaten Mimika tengah menghadapi banyak masalah salah satunya agenda pilkada. “Itu lebih kepada upaya antisipasi. Jadi itu merupakan langkah-langkah proaktif untuk diamankan, sebelum mereka menjadi nyata kekuatannya atau aktivitasnya itu,” ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.

Dua terduga teroris yang ditangkap di Timika ini, kata Boy, tidak terkait dengan kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Keduanya pun diyakini tak menetap di Timika. “Enggak, kebetulan karena mereka ada disini saja, dan kemudian ada pembelian barang-barang yang diduga kuat untuk merangkai (bom). Jadi itu kita upayakan jangan sampai niat-niat itu terjadi disini, terwujud di sini,” kata Boy menegaskan. (Rex)

Komentar